Trump Positif Corona, Bagaimana Dampaknya ke Ekonomi AS?

Trump Positif Corona, Bagaimana Dampaknya ke Ekonomi AS?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 03 Okt 2020 15:15 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dipindahkan ke pusat medis Walter Reed usai dinyatakan positif virus Corona (COVID-19), Sabtu (3/10/2020). Trump dijemput dengan helikopter kepresidenan Marine One.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump Foto: AP Photo
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terjangkit virus Corona. Trump sendiri yang mengumumkan dia dan istrinya telah terkonfirmasi positif Corona.

Lalu bagaimana nasib ekonomi AS usai Trump terjangkit Corona? Menurut Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad, tidak akan ada perubahan yang signifikan secara makro pada perekonomian AS usai Trump positif Corona. Hanya saja menurut Tauhid sektor keuangan akan merespons dengan beberapa gejolak.

"Saya kira sifatnya bakal jangka pendek ke nilai tukar dan pasar saham aja. Gejolak ada, tapi cuma respons pasar aja, kalau ke ekonomi lebih besar saya rasa nggak sejauh itu," kata Tauhid kepada detikcom, Jumat (2/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya dampaknya akan besar apabila Trump sakit berkepanjangan sehingga tak mampu lagi memimpin negara, maka dari itu harus ada penggantian pemimpin.

Bila pemimpin berganti maka cara mengurus ekonominya pun kemungkinan akan berubah. Namun, apabila Trump hanya sakit kemungkinan tidak akan ada yang berubah dari perekonomian di AS.

ADVERTISEMENT

"Kecuali Trump-nya ini diganti, kalah pemilihan, atau dia sakit berkepanjangan. Nah ini jadi ekonomi AS ada figur baru, ada cara baru, harapan baru. Kalau hanya sakit begini masih kecil gejolaknya juga harian aja," ungkap Tauhid.

"Nanti juga sembuh, apalagi kan presiden pasti protokolnya ketat. AS juga pasti penanganannya lebih bagus," ujarnya.

Langsung klik halaman selanjutnya

Sementara itu, ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pasar saham di AS bakal geger menyambut berita Trump positif Corona. Menurutnya, sentimen ini bisa membuat Wall Street terkoreksi.

Dia mengungkapkan investor akan semakin khawatir dengan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat. Di satu sisi kasus COVID-19 secara total di negara tersebut masih belum surut, kini justru pemimpin negaranya yang ikut terjangkit virus.

"Kalau kita lihat kasus COVID di US ini masih paling tinggi, itu sudah jadi sentimen buat investor. Apalagi dengan presidennya yang saat dites positif, kondisinya membuat kekhawatiran baru dari investor soal recovery-nya ekonomi di US," ujar Josua ketika dihubungi detikcom.

Dia mengatakan akan banyak investor memindahkan asetnya dari Wall Street karena sentimen ini. Dialihkan ke beberapa safe haven, mulai dari uang tunai, surat utang, hingga emas.

"Berita ini berikan concern baru terkait recovery ekonomi US, pasar saham pasti akan terkoreksi. Investor cenderung akan memindahkan asetnya ke safe haven, asetnya baik surat utang AS, cash, atau alihkan ke currency lainya. Mungkin Yen Jepang atau Swiss Franc, ataupun bisa lari ke emas," ujarnya.

Josua juga menilai, dengan status Trump yang positif Corona, pembahasan stimulus pemulihan ekonomi yang sedang berjalan di AS bisa saja terhambat.

Josua menyatakan kemungkinan pembahasan stimulus ini akan terdampak karena kegiatan pembahasan akan terganggu dengan absennya Trump.

Padahal menurutnya stimulus itu penting untuk membantu perekonomian masyarakat AS di tengah pandemi. Selain itu, stimulus ini juga bisa membuat pasar lebih tenang.

"Ini juga lagi pembahasan stimulus, mungkin menjadi terhambat sedikit. Penting juga adalah progress dari stimulus Amerika ini, kalau disetujui ini bisa membantu orang di sana dan membuat pasar bisa lebih tenang," kata Josua.


Hide Ads