Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Tim Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah mendorong budi daya nilam dan serai wangi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai perekonomian para pekebun terutama di masa pandemi seperti saat ini sehingga tetap produktif.
"Tingkatkan nilai tambah, daya saing dan keunggulan setiap komoditas pertanian, harus memperkuat sektor hulu dan mengembangkan sektor hilir sehingga ada nilai tambah," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/10/2020).
Syahrul bahkan meminta para jajarannya untuk sigap melakukan pendampingan dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas pasokan komoditas pertanian termasuk perkebunan serai wangi di Brebes ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya baik pemerintah pusat maupun daerah akan terus berupaya dalam mendukung/mendorong para pekebun sehingga hasil olahan komoditasnya memiliki nilai tambah yang berdaya saing serta dapat membantu pendapatan dan menyejahterakan pekebun," terangnya.
Diketahui, Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu sentra pengembangan kapas dan komoditi Atsiri, di antaranya komoditi nilam dan serai wangi. Tanaman serai wangi turut dikembangkan di Provinsi Jawa Tengah, yang saat ini luasnya mencapai 278,45 hektare dengan jumlah produksi 23,812 ton minyak per tahun.
Menurut data Ditjen Perkebunan, luas areal dan produksi nilam perkebunan rakyat tahun 2018 di Kabupaten Brebes mencapai 47,70 hektare dengan produksi 1.097 ton daun kering sedangkan serai wangi luasnya mencapai 69,60 hektare dengan produksi 68.40 ton daun kering.
![]() |
Kecamatan Larangan Desa Pamulihan dan Wilahar merupakan salah satu Kecamatan yang merupakan sentra tanaman serai wangi, dengan CPCL kelompok Tani Maju dan Watu Geni yang tadinya beranggotakan kurang lebih 50 orang. Namun kini tinggal beberapa orang yang masih menanam sereh wangi.
Meski dihadapkan dengan berbagai tantangan, ternyata hal itu tak mematahkan semangat pekebun untuk terus mengembangkan serai wangi. Salah satunya, petani serai wangi yang bermitra dengan Solidaritas Perempuan untuk Perempuan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM).
SPEK-HAM bekerja sama dengan Dinas Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapperlitbanda) Kabupaten Brebes terus mengadakan pelatihan produk hilir/turunan sereh wangi sabun mandi. Tercatat dari tahun 2019 sudah melakukan pelatihan ini sebanyak dua kali.
Direktur Utama Solidaritas Perempuan untuk Perempuan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM) Rahayu Purwaningsih mengatakan setelah bekerja sama dengan Bapperlitbangda para petani serai wangi di Brebes dapat mengikuti pelatihan dan pemberdayaan untuk mengembangkan hasil olahan minyak serai wangi sehingga memiliki nilai jual lebih.
"Hasil olahan tersebut berupa sabun, karbol, pewangi ruangan dan produk turunan dari minyak serai wangi lainnya," terangnya.
Menurut Rahayu, dengan adanya SPEK-HAM diharapkan kedepannya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat/petani agar lebih kreatif dalam mengolah hasil panen untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
(akn/hns)