Fakta-fakta Ekonomi Vanuatu yang Serang RI di Sidang PBB

Fakta-fakta Ekonomi Vanuatu yang Serang RI di Sidang PBB

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 05 Okt 2020 18:30 WIB
Keindahan alam Vanuatu
Foto: Getty Images/iStockphoto/helivideo
Jakarta -

Vanuatu kembali menyerang Indonesia dalam Sidang Majelis Umum PBB. Negara itu menyerang RI dengan mengungkit kembali masalah di Papua.

Sudah beberapa kali negara kepulauan itu melakukannya. Pada 2016 Vanuatu juga pernah mengkritik catatan HAM Indonesia di Papua dan Papua Barat.

Negara ini pun menarik perhatian masyarakat Indonesia. Salah satunya terkait ekonomi. Berikut faktanya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kondisi Ekonomi

Vanuatu sendiri adalah negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian selatan. Jika dilihat dari ekonomi, PDB Vanuatu pada 2019 tercatat hanya US$ 917,05 juta di 2019 menurut data Bank Dunia. PDB Indonesia sendiri pada 2019 tercatat US$ 1,1 triliun.

ADVERTISEMENT

Populasi Vanuatu memang terbilang kecil, totalnya hanya 299.882 populasi pada 2019.

Untuk rasio kemiskinan negara ini tidak tercatat lengkap di data Bank Dunia. Hanya ada pada 2017 yang tercatat di posisi 12,7% terhadap populasi.

2. Dapat Bantuan dari Bank Dunia

Sama dengan negara kebanyakan, Vanuatu juga tengah dihadapi permasalahan pandemi COVID-19. Negara ini mendapatkan bantuan dana darurat sebesar US$ 10 juta dari Bank Dunia.

Pendanaan disediakan melalui Hibah Kebijakan Pembangunan dengan Opsi Penarikan yang ditangguhkan oleh bencana, yang disetujui pada bulan Januari lalu. Opsi yang sama juga diberikan kepada Samoa pada akhir Maret untuk mendukung persiapan dan upaya respons COVID-19 negara itu.

lanjut ke halaman berikutnya

3. Jejak Kelam Bank Asal Vanuatu di Jakarta

Dragon Bank International Ltd membuka cabang di Indonesia pada 1996. Bank yang berbasis di Vanuatu itu terlibat masalah di Indonesia dan ada hubungannya dengan keluarga Cendana.

Melansir berbagai sumber, Dragon Bank saat beroperasi di Indonesia mengumumkan akan menangani proyek miliaran dolar dengan mitra yang berasal dari Indonesia dan Malaysia.

Dragon Bank disebut-sebut menggarap proyek bersama PT Harapan Insani. Perusahaan itu dimiliki salah satu yayasan yang dimiliki keluarga Cendana. Nilai proyeknya disebut mencapai US$ 7 miliar.

Namun ternyata Dragon Bank juga memiliki utang kepada bank-bank lainnya seperti Standard Chartered Bank. Dragon Bank dikabarkan tak mampu membayar utang itu padahal tengah menggarap proyek besar.

Selain itu, bank tersebut dikabarkan juga dalam penarikan uang sebesar US$ 42 juta dari Hongkong and Shanghai Bank di Jakarta. Pimpinan Dragon Bank diduga terlibat dalam transaksi tersebut.

Pada tahun yang sama dengan berdirinya Dragon Bank di Jakarta, bank tersebut juga akhirnya menutup kantor di Jakarta. Hal itu dilakukan setelah banyak desakan dari bank asing terkait dugaan fraud dilakukan bank itu.

Izin Dragon Bank dicabut melalui surat No. 577/A.1/1996 tanggal 14 Juni 1996. Dugaan yang belum terjawab adalah Dragon Bank terlibat dalam pencucian uang.



Simak Video "Video Rekaman CCTV Saat Gempa Dahsyat M 7,3 Guncang Vanuatu"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads