Bos IMF Sebut Ekonomi Global Membaik, tapi...

Bos IMF Sebut Ekonomi Global Membaik, tapi...

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 06 Okt 2020 22:15 WIB
imf
Foto: Dok. Reuters
Jakarta -

International Monetary Fund (IMF) menilai kondisi perekonomian global saat ini sudah tidak seburuk pada bulan Juni 2020. Hal itu juga yang akan menjadi dasar Dana Moneter Internasional merevisi outlook perekonomian global tahun 2020.

Hal itu diungkapkan Managing Director IMF, Kristalina Georgieva saat menjadi pembicara kunci di acara London of Economics.

"Tapi bencana ini masih jauh dari selesai. Semua negara sekarang menghadapi apa yang saya sebut 'pendakian panjang', pendakian sulit yang akan panjang, tidak rata, dan tidak pasti, dan rentan terhadap kemunduran," kata Kristalina seperti yang dikutip dari Reuters, Selasa (6/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada bulan Juni, IMF memperkirakan produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi global akan menurun sekitar 4,9% akibat kebijakan lockdown di banyak negara. Proyeksi ini bahkan menjadikan kontraksi paling besar setelah depresi ekonomi pada tahun 1930-an.

IMF akan menerbitkan proyeksi terbaru pada pekan depan. Penerbitan ini seiring adanya pertemuan tahunan IMF-World Bank secara virtual.

ADVERTISEMENT

Kristalina mengatakan, IMF memproyeksikan pemulihan ekonomi global secara parsial dan tidak merata pada tahun 2021. Pada Juni, IMF memperkirakan pertumbuhan global sebesar 5,4% pada tahun 2021.

Hal itu menyusul adanya anggaran sekitar US$ 12 triliun berupa dukungan fiskal ditambah pelonggaran moneter di negara-negara maju untuk penanganan Corona.

Sementara pasar negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah dalam situasi yang genting karena sistem kesehatannya masih lemah, utang luar negeri yang tinggi, dan ketergantungan pada sektor-sektor yang paling terpapar Corona seperti pariwisata dan komoditas.

"Di negara-negara berpenghasilan rendah, guncangannya begitu dalam sehingga kami menghadapi risiko 'generasi yang hilang'," kata Kristalina.

"Menandakan bahwa IMF dan Bank Dunia akan mendesak lebih banyak keringanan utang untuk negara-negara berpenghasilan rendah," tambahnya.

Dengan begitu, dirinya pun akan menyerukan lebih banyak bantuan berupa utang dengan cepat untuk negara-negara berpenghasilan rendah di luar moratorium pembayaran utang bilateral resmi hingga akhir 2020.

(hek/ara)

Hide Ads