Amerika Serikat (AS) dalam perjalanan panjang menuju pemulihan ekonomi yang telah resesi akibat terjangkiti pandemi COVID-19. Namun perjalanan itu sepertinya akan sangat berat dan panjang.
Bank Sentral AS, The Fed memberikan peringatan bahwa pemulihan ekonomi AS yang terjadi saat ini sangat rentan dan berpotensi besar kembali merosot. Salah satu faktor risiko utamanya adalah meningkatnya kembali kasus positif COVID-19.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dalam pertemuan tahunan National Association for Business Economics. Demikian dilansir dari CNN, Rabu (7/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gelombang kedua virus corona dapat secara signifikan kembali membatasi aktivitas ekonomi, belum lagi efek tragis pada kehidupan dan kesejahteraan," kata Powell.
Powell menyarankan agar segera mengendalikan penyebaran virus COVID-19. Selin itu dia menegaskan kembali seruannya agar lebih banyak memberikan stimulus fiskal untuk menyelamatkan ekonomi masyarakat AS yang paling rentan.
Tetapi hanya beberapa jam setelah seruan Powell, Presiden Donald Trump menghentikan negosiasi untuk paket stimulus barunya. Hal itu diutarakan Trump di akun Twitternya.
"Saya telah menginstruksikan perwakilan saya untuk berhenti bernegosiasi sampai setelah pemilihan, segera setelah saya menang, kami akan mengesahkan RUU Stimulus utama yang berfokus pada pekerja keras Amerika dan Bisnis Kecil," katanya di Twitter.
Padahal Powell sebelumnya mengatakan, pemberian stimulus fiskal akan meredam risiko yang lebih parah akibat gelombang berikutnya dari pandemi COVID-19. Meskipun pengeluaran pemerintah AS sudah setinggi langit, anggota parlemen tetap harus bertindak, kata Powell.
Federal Reserve sendiri telah memangkas suku bunga mendekati nol pada bulan Maret dan telah meluncurkan berbagai fasilitas pinjaman untuk mendukung berbagai bagian ekonomi. Sebuah survei terhadap pejabat bank sentral bulan lalu menunjukkan para pembuat kebijakan tidak berharap untuk menaikkan suku bunga lagi setidaknya hingga 2023.
Tapi laju pemulihan ekonomi telah melambat. Misalnya, setelah menambahkan lebih dari satu juta lapangan kerja baru pada Mei dan Agustus, pada September pekan lalu menunjukkan hanya 661.000 lapangan kerja baru yang bertambah.
Powell juga menekankan sekali lagi bahwa beban krisis belum merata dan bahwa perempuan, minoritas, dan pekerja berpenghasilan rendah berada dalam posisi yang jauh lebih buruk. Pengangguran dan kebangkrutan akan selalu menjadi bagian dari perekonomian AS.
(das/dna)