.webp)
Aksi demo menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) yang diwarnai kericuhan pada Kamis 8 Oktober bikin bisnis ritel makin suram. Sebab, omzet mereka yang sudah turun selama PSBB tambah anjlok karena demo ricuh.
"Yang pasti di PSBB itu sudah turun drastis. Dan dengan adanya demo itu bahkan sektor supermarket yang tadinya masih buka juga jadi turun separuh (omzetnya)," kata Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo saat dihubungi detikcom, Jumat (9/10/2020).
Dia menjelaskan, puncak-puncaknya toko benar-benar sepi terjadi kemarin karena demo sudah berlangsung sejak siang. Pengunjung pun ditaksirnya berkurang 50%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi tersebut, dijelaskannya terjadi di ritel-ritel yang berdekatan dengan lokasi-lokasi demo. Sementara yang jaraknya jauh tidak terpengaruh.
"Jadi puncaknya kemarin anjlok separuh ya, biasanya sudah sepi, tambah sepi dong, jadi sepi sekali tidak ada yang berani (datang). Tapi itu di sektor ring 1 lho ya, mal-mal di seluruh Indonesia kan ada yang kota-kota besar yang rusuh, nah yang di dekat area kerusuhan ya kalau ada mal ya sepi. Tapi kalau yang tidak ada demo normal saja, biasa saja," ujarnya.
Dia menerangkan bahwa kondisi sepi tersebut lantaran masyarakat takut untuk berkunjung di tengah situasi demo yang tidak kondusif.
"Ya pasti semua demo apalagi kalau rusuh ya akan berpengaruh ya, pasti orang jadi nggak mau keluar, nggak mau belanja. Sudah ada PSBB saja sudah sepi, ini sekarang tambah sepi pasti," tambah dia.
