Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani mengaku tidak mau daya saing Indonesia untuk menarik investasi kalah dari Vietnam, Malaysia, maupun Thailand. Negara-negara tersebut disebut sudah melakukan reformasi struktural sejak 10 tahun lalu.
Lewat UU Cipta Kerja, Rosan mengatakan saat ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk menarik sebanyak-banyaknya investasi ke Indonesia. Apalagi saat ini Indonesia berpotensi besar menarik perusahaan-perusahaan internasional yang ada di China pindah ke tanah air.
"Harapannya implementasinya benar-benar bisa berjalan, sekarang kan negara US, Eropa, Jepang, itu sudah memerintahkan perusahaan yang di China untuk keluar, US ada 1.000 perusahaan, Jepang malah memberikan insentif hampir Rp 2 triliun untuk perusahaan keluar dari China, karena mereka tidak mau suplai pasok atau global value chain-nya terkonsentrasi di China," kata Rosan dalam acara Blak blakan detikcom, Jakarta, Jumat (9/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hasil riset Kadin Amerika, Rosan mengatakan negara-negara Asia khususnya ASEAN menjadi tempat investasi baru usai memindahkan pabriknya dari China.
"Nah nanti kalau kita tidak melakukan reformasi struktural dalam hal ini Omnibus Law ntar ceritanya sama lagi, investasinya masuknya ke Vietnam lagi, Malaysia lagi, Thailand lagi," ujarnya.
"Oleh sebab itu kita memang harus melakukan ini harusnya dari dulu-dulu, ya harapannya pada saat tahun depan buat investasi mulai diharapkan bisa terealisasi di Indonesia," tambahnya.
Rosan menilai, para pengusaha di negara-negara tetangga pun menyambut baik terhadap langkah pemerintah Indonesia menerbitkan UU Omnibus Law Cipta Kerja.
"Kadin Singapura, dan mereka ingin mendengar saya bicara dan memang kalau setelah bicara ya sambutan mereka positif. Karena mereka juga menunggu ini, kalau ini bisa dilakukan this is big step dia bilang, keep reform dan negara-negara tetangga kalian juga keep reform, kalau Indonesia tidak lakukan reform ini maka akan tertinggal," katanya.
(hek/eds)