Mengenang Masa Jaya Penonton 'Alay' Bayaran Sebelum Pandemi

Liputan Khusus

Mengenang Masa Jaya Penonton 'Alay' Bayaran Sebelum Pandemi

- detikFinance
Minggu, 11 Okt 2020 15:14 WIB
Penonton 5 Seconds of Summer
Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto
Jakarta -

Penonton bayaran sebelum ada pandemi virus Corona (COVID-19) sangat eksis di layar kaca televisi (TV). Tugasnya yang dinilai tidak memerlukan banyak tenaga dan pikiran, dipilih sejumlah masyarakat sebagai pekerjaan tetap untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Penonton bayaran bernama Dimas Satrio (28) mengatakan penghasilannya sama seperti pekerja kantoran yang bergaji setara UMR. Saat masih jaya sebelum ada Corona, dirinya bisa mendapat Rp 150.000 per hari dari jadi penonton di 3 program stasiun TV setiap Senin-Jumat. Jika diakumulasikan selama satu bulan, setidaknya dirinya mengantongi Rp 4,5 juta.

"Dulu pas jadi penonton bayaran 1 program Rp 50.000. Satu bulan bisa Rp 4,5 juta. Dibayarnya harian oleh koordinatornya, per program, satu hari bisa 2-3 program," kata Dimas saat berbincang dengan detikcom, Kamis (8/10/2020) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayaran segitu bisa ia dapat setelah menjadi penonton selama 11 tahun. Awalnya pada 2009, ia hanya dibayar sebesar Rp 12.000 per program. Dimas menjelaskan bayaran menjadi penonton tergantung kategori, ada yang berdasarkan panggilan biasa, panggilan cantik, hingga panggilan cerewet seperti dirinya.

"Jaman dulu 2009 itu bayaran Rp 12.000, Rp 15.000, Rp 17.500, sampai akhirnya sekarang Rp 50.000. Bayarannya tergantung kayak ada kelas-kelasnya gitu, jadi ada callingan cantiknya, ada yang brewekannya itu yang ramai gitu, terus ada callingan yang biasa-biasa saja. Kalau aku masuknya yang cerewet, berisik, bawel. Kalau yang biasa saja Rp 25.000 sampai Rp 35.000, kalau cerewet-cerewet sama kayak callingan cantik Rp 50.000," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dari jadi penonton bayaran, lulusan SMK perkantoran itu mengaku bisa membeli motor, hingga alat elektronik untuk di dalam rumah seperti kulkas, TV, bahkan ada sisanya untuk ditabung.

"Motor bisa sampai lunas. Pokoknya untuk kebutuhan di dalam rumah bisa lah, kulkas, TV, itu bisa kebeli semua. Bisa nabung kalau orangnya hemat banget mah bisa," ucapnya.

Sedangkan penonton bayaran lainnya, Yulia Putri (35) sebagai ibu rumah tangga mengaku bisa melengkapi kekurangan dapur. Dirinya bisa membeli kebutuhannya dan kedua anaknya tanpa meminta dari suami, sedangkan sisanya tak lupa untuk ditabung.

"Kalau aku kan masuknya ke ibu rumah tangga, alhamdulillah selama jadi penonton aku bisa beliin kekurangan dapur, bisa beli buat aku pribadi, baju aku, make-up aku, bisa beli barang yang aku pengin, buat anak-anak bisa nabung," kata Yuli.

Penghasilannya memang lebih kecil dari Dimas, karena pengalamannya yang baru 2 tahun. Bayarannya dari 1 program disebut berbeda-beda, antara Rp 25.000 sampai Rp 30.000. Jika dalam satu hari Yuli mengisi 5 program, maka dia bisa mengantongi lebih dari Rp 100.000.

"Lumayan kalau aku seharian full dari pagi sampai malam itu Rp 100.000 lebih pun bisa. Dari situ itu masih bisa kita kumpulin kalau aku ikut full dari pagi ketemu malam, karena acara pasti banyak. Sehari bisa 4-5 program, bayarannya per program beda-beda, ada yang dapat Rp 30.000, Rp 25.000," tuturnya.

Namun kejayaan penonton bayaran itu tinggalah kenangan. Pasalnya, selama pandemi ini mereka tidak bisa mendapat penghasilan seperti itu lagi dari penonton bayaran. Sejumlah stasiun TV kompak tidak memakai jasanya lagi selama pandemi.

"Sekarang mah hadeh, pendapatan dari penonton benar-benar hilang," keluhnya.

(Anisa Indraini/dna)

Hide Ads