Virus Corona (COVID-19) membuat penonton bayaran kehilangan pekerjaan. Pasalnya, selama pandemi ini stasiun televisi (TV) meniadakan kehadiran penonton bayaran.
Akibat itu, ada penonton bayaran yang tidak bisa bayar kontrakan sejak Maret. Untungnya, pemilik kontrakan berbaik hati padanya karena sudah kenal dekat secara personal.
Informasi itu jadi salah satu yang terpopuler di kanal detikFinance sepanjang hari ini. Selain informasi tersebut, ada sejumlah berita terpopuler lain seperti pengusaha bioskop yang bersiap buka lagi hingga prediksi harga emas pekan depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut deretan berita terpopuler selengkapnya.
Nasib Penonton Bayaran
penonton bayaran bernama Dimas Satrio (28) tidak bisa bayar kontrakan sejak Maret. Untungnya, pemilik kontrakan berbaik hati padanya karena sudah kenal dekat secara personal.
"Bayar kontrakan belum bisa sama sekali dari bulan Maret. Ditagih sama pemiliknya begitu doang 'sudah ada belum sih', 'yah belum ada' terus katanya 'yaudah ntar aja' gitu. Nggak nagih, cuma nanya doang sudah ada belum. Kadang bayar kalau lagi ada duit Rp 100 ribu yaudah bayar segitu, kalau ada Rp 200 ribu bayar, kalau ada Rp 300 ribu bayar," tuturnya dengan nada sendu saat berbincang dengan detikcom, Kamis (8/10/2020) lalu.
Namun, Dimas merasa lebih beruntung dari temannya yang tidak sedikit harus diusir dari kontrakan karena tidak bisa bayar. Nasib teman seprofesinya ada yang harus balik ke kampung, hingga ada yang diangkut Dinas Sosial karena berkeliaran di jalan tidak punya tempat tinggal.
"(Teman yang lain) ada yang pulang kampung. Ada yang sampai diangkut Dinas Sosial jadi gembel di Mampang, jadi dia berkeliaran tidur di trotoar gitu akhirnya diangkut. Sekarang sudah keluar, sampai satu bulanan akhirnya ada yang ngambil dari stasiun TV kalau nggak salah, pokoknya sekarang sudah keluar, sudah mulai benar kayak dagang-dagang gitu," ucapnya.
Sebagai yang mengoordinatori penonton bayaran, Niatul Husna membenarkan hal tersebut. Kemudian ada juga yang menjadi buruh cuci, ojek online, hingga berjualan dengan buka lapak dan secara online.
"Ada yang masuk Dinas Sosial karena orangnya agak-agak juga, terus ketangkap di jalan masuk Dinas Sosial. Terus jadi kuli cuci, ojek online, dagang, banyak lah tapi lebih banyak yang jualan online, diusir nggak bisa bayar kontrakan, banyak yang kayak gitu makanya pada pulang ke rumah orang tua masing-masing," tuturnya.