Tingkat pengangguran di Amerika Serikat (AS) terus meningkat. Dampak virus Corona (COVID-19) ternyata masih mengganas di Negeri Paman Sam itu. Sayangnya, stimulus baru yang dibutuhkan rasanya menemui jalan buntu setelah Presiden Donald Trump mengancam untuk menghentikan pembicaraan dengan pemerintah AS hingga usai pemilihan Presiden dan Wakil Presiden AS untuk 4 tahun ke depan.
Akibatnya, pemulihan ekonomi yang sudah rapuh dan tidak merata kian menghadapi kehancuran. Dilansir CNN Perspective, Senon (12/10/2020), Direktur Eksekutif Groundwork Collaborative dan rekan Roosevelt Institute Michael Linden menilai pembelaan Trump bahwa ekonomi AS berjalan baik tak sesuai kenyataan. Pasalnya, ia melihat sebagian besar wilayah di AS masih dicengkeram oleh resesi yang dalam.
Pekan lalu, Biro Statistik Tenaga Kerja AS merilis laporan pekerjaan bulanannya. Dari laporan itu, ada perbedaan besar antara pria dan wanita, serta antara pekerja kulit putih dan pekerja kulit berwarna yang menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tingkat pengangguran untuk pekerja kulit putih pada bulan September turun menjadi 7%. Untuk kulit hitam naik menjadi 12,1%, dan 10,3% untuk pekerja ras Hispanik, keduanya menunjukkan sedikit perubahan dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, 78.000 laki-laki keluar dari angkatan kerja, tapi justru sebanyak 617.000 perempuan di-PHK..
Itulah mengapa Ketua Federal Reserve Jerome Powell mendesak Kongres untuk memberikan stimulus lebih banyak. Powell mengingatkan, stimulus yang sedikit akan memberikan dampak lebih besar bagi rumah tangga dan bisnis.
Menurut Linden, pemerintah harus mendorong konsumsi masyarakat melalui stimulusnya. Ia kembali melampirkan peringatan Powell bahwa stimulus yang sedikit akan memberikan dampak negatif lebih besar, dibandingkan stimulus yang banyak.
Ada 3 stimulus yang dicatat Linden harus segera diterbitkan Trump, antara lain:
1. Tingkatkan Stimulus Untuk Pemerintah Negara Bagian dan Lokal
Negara bagian menghadapi kekurangan anggaran yang sangat besar. Ia memprediksi PHK karyawan publik akan meningkat, apalagi melihat sudah 180.000 karyawan kenapa PHK bulan September. Menurutnya, stimulus dalam bentuk tunai atau bantuan langsung tunai (BLT) akan mendorong konsumsi masyarakat, dan para pekerja bisa terhindar dari PHK.
2. Tingkatkan Tunjangan Bagi Pengangguran
Selama musim panas yang berakhir di bulan Juli, para pengangguran punya kepastian dalam keberlangsungan hidupnya karena ada tunjangan sebesar US$ 600 per minggu. Namun, kini tunjangan itu sudah tak berlaku. Kongres AS diminta untuk memperpanjangnya lagi. Ia menyarankan, nilai stimulusnya bisa perlahan diturunkan, tapi hanya ketika ekonomi sudah membaik secara perlahan-lahan.
3. Bansos Pangan dan Penitipan Anak
Ia juga meminta pemerintah AS lebih menggencarkan bantuan sosial (Bansos) pangan, perumahan, dan juga memperbanyak penitipan anak. Pasalnya, sudah 22 juta orang menderita kekurangan makanan, dan hampir sepertiga orang dewasa berisiko digusur atau disita tempat tinggalnya. Penitipan anak juga diperlukan. Pasalnya, sekitar 24 juta orang berisiko tidak dapat bekerja karena kurangnya perawatan anak, yang berdampak tidak proporsional pada perempuan.
Secara keseluruhan, menurut Linden kondisi ekonomi AS dan dampaknya tak hanya bisa dilihat dari kondisi pasar saham. Tapi, kondisi itu harus dilihat lebih dalam. Ia juga meminta pemerintah fokus pada dampak yang membeda-bedakan ras di AS. Ia meminta Trump untuk menginjak gas, bukan rem.
(zlf/zlf)