Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim resesi ekonomi yang dialami Indonesia tidak besar. Menurutnya ekonomi minus yang dialami Indonesia masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan banyak negara.
Airlangga mengklaim, Indonesia masuk ke dalam lima besar negara yang kontraksinya rendah di antara lebih dari 200 negara di dunia yang juga mengalami kontraksi.
"Indonesia termasuk negara yang menangani COVID dengan kontraksi ekonomi yang rendah dari negara lain. Kita ini top 5 yang mampu tangani berimbang antara covid dan pemulihan ekonomi," ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual bersama BNPB, Senin (12/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"215 negara kena resesi sedangkan Indonesia adalah negara ke 5 yang dianggap kontraksi ekonominya lebih rendah dari negara lain," tegasnya.
Airlangga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV bisa meningkat. Dia memprediksi di kuartal IV pertumbuhan ekonomi bisa bertumbuh 0,6%, atau paling buruk minus 1%.
"Kita berharap minimal masuk tren positif, kurvanya V. Jadi bisa di minus 1% sampai (plus) 0,6%, atau minimal kita netral atau ke 0," kata Airlangga.
Dia mengatakan untuk tahun depan kemungkinan ekonomi Indonesia akan kembali ke jalur yang positif. Hal itu terjadi karena vaksin Corona sudah bisa ditemukan dan membuat aktivitas ekonomi menjadi lancar.
"Jadi optimisme sekarang kita melihatnya di tahun 2021 dengan adanya vaksinasi, ekonomi Indonesia bisa tumbuh 4,5% sampai 5,5%. Belajar dari berbagai resesi dan krisis, ekonomi membaik saat size teknologi bekerja. Dalam hal ini vaksinasi bertahap, sehingga optimisme timbul demand pun naik," kata Airlangga.
(dna/dna)