Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali mengatakan, perekonomian akan kembali pulih jika vaksin COVID-19 mulai didistribusikan. Pemerintah sendiri menargetkan vaksinasi bisa dimulai antara Desember 2020 atau Januari 2021.
Namun Ekonom Chatib Basri menilai kondisinya tidak akan semudah itu. Menurutnya ada proses yang cukup panjang dalam melakukan vaksinasi COVID-19 di Indonesia.
"Katakanlah vaksin tersedia Januari, atau Desember deh tahun ini, terus kita mau kasih berapa orang, saya membaca kira-kira 170 juta sampai 180 juta, dalam jangka pendek 25 juta dan akan fokus ke tenaga kesehatan, lansia, dan yang rentan," ucapnya dalam Webinar Bincang APBN 2021 yang digelar BKF Kemenkeu, Selasa (13/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya jika mengambil target 25 orang vaksinasi, dalam setahun maka dibutuhkan 68 ribu vaksin per hari. Menurutnya hal itu tentu sangat sulit dilakukan.
"Pertanyaannya apa kita punya resources untuk menyuntik orang 48 ribu orang setiap hari? Tidak ada Lebaran, tidak ada Natal sepanjang 1 tahun," ucapnya.
Menurut Mantan Menteri Keuangan itu selama vaksin belum bisa didistribusikan menyeluruh itu artinya protokol kesehatan harus terus dilakukan. Itu juga artinya aktivitas ekonomi masih dibatasi.
"Berarti maksimum tempat 50%, pesawat ada batas, kembali lagi kepada argumen saya terkait skala ekonomi. Kalau skala ekonominya masih 50% berarti perusahaan tidak bisa beroperasi 100%. Kalau perusahaan tidak bisa beroperasi 100% berarti riil dari private investment mungkin dia tidak akan tumbuh," ucapnya.
Jika investasi swasta tidak tumbuh, lanjut Chatib, maka pemerintah tentunya harus mengorbankan lagi APBN.