Jakarta -
Hari Pangan Sedunia jatuh pada hari ini, Jumat 16 Oktober 2020. Peringatan itu ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), yang juga dirayakan oleh 150 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Hari Pangan Sedunia 2020 ini juga menjadi peringatan HUT ke-75 Organisasi Pangan Dunia atau Food Agriculture and Organization (FAO). Dilansir dari situs resmi FAO, Jumat (16/10/2020), hari pangan sedunia sangatlah penting untuk melihat kembali kontribusi sektor pangan dalam menghadapi pandemi virus Corona (COVID-19) di dunia.
Pada bulan April lalu, FAO juga pernah memberikan peringatan kepada Indonesia akan adanya ancaman krisis pangan akibat pandemi COVID-19. Bahkan, di bulan April juga Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan data defisit pangan atas beberapa komoditas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari catatan detikcom, pada rapat terbatas (ratas) virtual 28 April 2020 lalu, Jokowi mengungkapkan adanya defisit stok beras di 7 provinsi, defisit stok jagung di 11 provinsi, defisit stok cabai besar di 23 provinsi, cabai rawit di 19 provinsi, bawang merah di 1 provinsi, dan telur ayam di 22 provinsi.
Selain itu stok untuk gula pasir juga diperkirakan defisit di 30 provinsi. Lalu stok bawang putih juga diperkirakan defisit di 31 provinsi. Hanya stok untuk minyak goreng yang diperkirakan cukup untuk 34 provinsi.
Lalu, bagaimana dengan kondisi stok pangan strategis di Indonesia saat ini?
1. Beras
Berdasarkan data yang diterima detikcom dari Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi, untuk komoditas beras, stok akhir di bulan Agustus mencapai 8,69 juta ton, dengan perkiraan produksi periode September-Desember sebanyak 8,89 juta ton.
Sehingga, perkiraan ketersediaan beras September-Desember ialah sebanyak 17,59 juta ton. Sementara, kebutuhan beras September-Desember sebesar 9,98 juta ton. Maka, perkiraan sisa stok beras di Desember 2020 sebesar 7,60 juta ton.
Dari data tersebut, Kementan mencatat tak ada rencana impor untuk komoditas beras di periode September-Desember 2020 ini.
2. Jagung
Data Kementan menunjukkan stok jagung sampai akhir Agustus 2020 ialah 1,28 juta ton, dengan perkiraan produksi 5,53 juta ton. Maka, perkiraan ketersediaannya untuk September-Desember 2020 ialah 6,82 juta ton. Sementara, kebutuhannya 4,26 juta ton. Maka, perkiraan sisa stok jagung di akhir Desember 2020 ialah 2,55 juta ton.
Dari data tersebut, Kementan mencatat tak ada rencana impor untuk komoditas jagung di periode September-Desember 2020 ini.
Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada impor jagung sebesar 602.586 ton selama periode Januari-September 2020 yang berasal dari berbagai negara yakni Argentina, Brasil, Amerika Serikat (AS), Australia, Afrika Selatan, dan lainnya. Akan tetapi, jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 yang mencapai 759.738 ton, maka di tahun 2020 ini ada penurunan sekitar 20%.
3. Bawang Merah
Stok bawang merah hingga akhir Agustus 2020 sebanyak 75.896 ton, dengan perkiraan produksi September-Desember 2020 sebesar 286.020 ton. Maka, persediaan ketersediaan bawang merah di periode September-Desember 2020 sebesar 361.915 ton, dan kebutuhannya 327.528 ton. Di akhir Desember 2020, Kementan memperkirakan ada sisa stok bawang merah sebanyak 34.387 ton.
Dari data tersebut, Kementan mencatat tak ada rencana impor untuk komoditas bawang merah di periode September-Desember 2020 ini.
4. Bawang Putih
Bawang putih merupakan komoditas pangan yang porsi impornya sangat besar, yakni hingga 90% terhadap kebutuhan nasional. Kementan mencatat, stok akhir bawang putih hingga akhir Agustus 2020 ialah 99.567 ton. Perkiraan produksi di periode September-Desember 2020 hanyalah sebesar 17.452 ton, namun seluruhnya digunakan untuk benih, bukan konsumsi masyarakat.
Untuk itu, Kementan mencatat rencana impor bawang putih September-Desember 2020 ialah sebesar 235.197 ton. Maka, perkiraan ketersediaan bawang putih September-Desember 2020 sebanyak 334.764 ton. Lalu, perkiraan kebutuhan pada periode tersebut ialah 185.221 ton. Maka, sisa stok bawang putih di akhir Desember 2020 diperkirakan sebesar 149.543 ton.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, realisasi impor bawang putih per 15 September 2020 mencapai 370.331 ton, atau 62,76% dari total perkiraan impor 2020 yakni 589.984 ton.
Sementara itu, data BPS menunjukkan, impor bawang putih Januari-September 2020 mencapai 377.366 ton. Angka itu meningkat 29% dari realisasi impor bawang putih Januari-September 2019 yang hanya sebesar 292.423 ton.
5. Cabai Besar
Untuk komoditas cabai besar diperkirakan ada produksi sebesar 347.267 ton selama September-Desember 2020. Untuk kebutuhannya pada periode tersebut diperkirakan mencapai 335.186 ton. Maka, neracanya hingga Desember 2020 yakni tersisa 12.082 ton.
Dari data tersebut, Kementan mencatat tak ada rencana impor untuk komoditas cabai besar di periode September-Desember 2020 ini.
6. Cabai rawit
Pada komoditas cabai rawit diperkirakan ada produksi sebesar 350.706 ton pada periode September-Desember 2020. Untuk kebutuhannya di periode tersebut diperkirakan sebesar 301.646 ton. Maka stok yang tersisa di akhir Desember 2020 diperkirakan sebesar 49.060 ton.
Dari data tersebut, Kementan mencatat tak ada rencana impor untuk komoditas cabai rawit di periode September-Desember 2020 ini.
7. Daging Sapi/Kerbau
Stok daging sapi/kerbau hingga akhir Agustus 2020 tersisa 12.552 ton. Perkiraan produksinya di September-Desember 2020 ialah sebesar 117.337 ton, dan rencana impor 238.785 ton.
Adapun perkiraan kebutuhannya di periode September-Desember 2020 sebesar 181.861 ton. Maka, diperkirakan di akhir Desember 2020 ada sisa stok daging sapi/kerbau sebesar 186.812 ton.
Untuk realisasi impor daging sapi/kerbau, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan mencatat per 17 September sudah mencapai 174.496 ton atau 42,22% dari total rencana impor sebanyak 413.261 ton selama tahun 2020 ini.
8. Daging Ayam Ras
Kementan mencatat stok akhir daging ayam ras hingga Agustus 2020 mencapai 543.914 ton, dan perkiraan produksinya sebesar 1,17 juta ton. Sementara, kebutuhan daging ayam ras selama September-Desember 2020 mencapai 674.306 ton. Dengan angka itu, maka Kementan memperkirakan ada sisa stok daging ayam ras hingga 1,07 juta ton di akhir Desember 2020.
Dari data tersebut, Kementan mencatat tak ada rencana impor untuk komoditas daging ayam ras di periode September-Desember 2020 ini. Akan tetapi, berdasarkan data BPS,pada bulan Agustus 2020 tercatat ada impor daging ayam dari Singapura sebanyak 2.730 kilogram (Kg).
9. Telur Ayam Ras
Di periode September-Desember 2020 ini diperkirakan ada produksi telur ayam ras hingga 1,64 juta ton. Sementara, kebutuhannya sebesar 1,60 juta ton. Maka, Kementan memperkirakan ada sisa stok telur ayam ras hingga 35.367 ton di akhir Desember 2020 ini.
Dari data tersebut, Kementan mencatat tak ada rencana impor untuk komoditas telur ayam ras di periode September-Desember 2020 ini.
10. Gula Pasir
Stok akhir gula pasir hingga Agustus 2020 tercatat sebanyak 1,55 juta ton. Adapun perkiraan redistribusi/realokasi gula pasir di periode September-Desember 2020 sebanyak 842.165 ton. Untuk kebutuhannya di periode tersebut diperkirakan mencapai 921.915 ton. Maka, di akhir Desember 2020 Kementan memperkirakan ada sisa stok hingga 1,47 juta ton.
Dari data tersebut, Kementan mencatat tak ada rencana impor untuk komoditas gula pasir di periode September-Desember 2020 ini.
Namun, selama periode Januari-September 2020, data BPS menunjukkan impor gula mencapai 4,87 juta ton. Angka tersebut menunjukkan kenaikan 57% dari total impor gula pada Januari-September 2019 yang hanya sebesar 3,08 juta ton.
Impor gula pada periode Januari-September 2020 itu sebagian besar berasal Thailand yakni sebesar 1,97 juta ton, lalu dari Brasil 1,15 juta ton, Australia 1,02 juta ton, India 585.801 ton, Afrika Selatan 79.500 ton, dan lainnya 50.412 ton.
Volume impor gula di bulan September 2020 mencapai 490.197 ton, atau meningkat 27% dari volume impor di Agustus 2020 yang hanya sebesar 385.441 ton.
11. Minyak Goreng
Kementan mencatat stok akhir minyak goreng hingga Agustus 2020 sebesar 6,27 juta ton. Adapun perkiraan produksinya di periode September-Desember 2020 ialah sebesar 2,73 juta ton. Untuk kebutuhannya di periode September-Desember 2020 diperkirakan mencapai 1,72 juta ton. Sehingga, Kementan memperkirakan ada sisa stok minyak goreng di akhir Desember 2020 mencapai 7,28 juta ton.
Dari data tersebut, Kementan mencatat tak ada rencana impor untuk komoditas minyak goreng di periode September-Desember 2020 ini.