Cara Genjot Produk UMKM Biar Nggak Cuma Jago Kandang

Cara Genjot Produk UMKM Biar Nggak Cuma Jago Kandang

Pradito Rida Pertana - detikFinance
Jumat, 16 Okt 2020 15:21 WIB
Pengusaha UMKM konveksi batik tulis Wijiastuti menunjukan koleksi baju batik tulis di workshopnya, Butik Dewi Sambi, Cipadu, Kota Tangerang,  Kamis (1/10/2020). Menurutnya, permintaan baju batik tulis melorot hingga 50 persen selama masa pandemi COVID-19.
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Yogyakarta -

Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengaku tengah berupaya untuk mempermudah ekspor produk UMKM. Salah satu upayanya adalah dengan pembinaan yang bertujuan meningkatkan kualitas barang UMKM itu sendiri.

"Berkaitan dengan produk memang kita ada pembinaan untuk ekspor. Sehingga produk-produk ini, yang dimiliki UMKM ini bisa ditingkatkan kualitasnya," katanya saat ditemui di The Phoenix Hotel, Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, Jumat (16/10/2020).

Hal tersebut akan dibarengi dengan mengkomunikasikan bagaimana cara memasarkan produk ekspor bagi pelaku UMKM. Menurutnya, Kementerian Perdagangan telah memiliki beberapa program untuk mewujudkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian juga produktivitasnya sesuai dengan permintaan user. Kita ada program business matching, nah ini juga ada promotion center dan trade export juga menjadikan ajang bagaimana meningkatkan UMKM," ucapnya.

"Jadi untuk UMKM ini program sekarang meningkatkan kualitas produk, kemudian desain kemasan dan pasar. Ini adalah pembinaan yang kita berikan untuk pembinaan ekspor," imbuh Agus.

ADVERTISEMENT

Langsung klik halaman selanjutnya

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Syailendra mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan minat masyarakat akan produk UMKM. Untuk itu pihaknya melakukan pelatihan kepada pelaku UMKM..

"Saat ini kita secara masif melatih untuk mengedukasi bagaimana penjualan secara online, apalagi saat ini pandemi banyak konsumen beralih secara online," katanya.

"Karena kita tahu juga hampir naik 400 persen penjualan secara online. Tapi bukan berarti offline harus tutup, tapi teman UMKM kita latih dan promosikan bahkan kita mitrakan dengan teman-teman dari organisasi untuk market place," lanjut Syailendra.

Seperti halnya kerja sama aplikasi jasa transportasi dengan pasar tradisional. Hal tersebut bertujuan memasarkan produk UMKM baik secara online maupun secara offline.

"Yang offline kita siapkan promosinya dan pelatihannya. Insyaallah kalau teman-teman UMKM juga sebenarnya yang sudah mulai menggunakan 2 saluran cara memasarkan barangnya, maka menurut kami sampai saat ini (pelaku UMKM) masih tetap survive," ucapnya.


Hide Ads