Tahun ini Hari Pangan Sedunia (HPS) diperingati di tengah pandemi COVID-19. Tantangan pangan kian kompleks, peran petani untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia pun kian meningkat.
Meski demikian, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat memberi energi untuk berkontribusi bersama menghadirkan sistem produksi hingga pola konsumsi pangan yang lebih bertanggung jawab.
"HPS 2020 ini harus memberi artikulasi yang baik terhadap pangan, kita harus secara bersama-sama menghadirkan pangan bagi 273 juta jiwa masyarakat Indonesia, dengan membangun sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih maju, mandiri dan modern," ujar Syahrul dalam keterangan tertulis, Jumat (16/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
HPS tahun ini dirayakan dengan tema 'Tumbuhkan, pelihara, lestarikan bersama. Tindakan kita adalah masa depan kita'. Syahrul mendorong semua pihak, termasuk keluarga untuk berperan dalam hal pangan lewat program family farming. Program ini diharapkan bisa melahirkan pahlawan pangan baru untuk berperan menghadapi tantangan pemenuhan pangan di Indonesia.
"Kebersamaan yang kita bangun dapat menghadirkan program-program baru yang lebih akseleratif seperti family farming, program ini membuka peluang bagi setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri," papar Syahrul.
Menurutnya jika ketahanan pangan keluarga baik maka ketahanan pangan masyarakat juga pasti baik, jika ketahanan pangan masyarakat baik maka ketahanan pangan nasional juga pasti baik.
Syahrul mengatakan family farming bisa mendukung gerakan diversifikasi pangan dan penguatan pangan lokal sebagai alternatif pangan non-beras. Ia menyebut orang bisa kenyang tidak hanya dengan beras, berbagai pangan lokal juga bisa menjadi pilihan dan bagian yang harus terus didorong.
Ia juga mengapresiasi petani yang selama ini telah menyediakan pangan dan memberikan kekuatan untuk negara. Syahrul menyebut para petani layak disebut sebagai pahlawan pangan.
"Kalau beli baju, motor, atau lainnya bisa kita tunda, tapi pangan tidak bisa kita tunda, masalah perut tidak bisa menunggu," kata Syahrul.
Sementara itu, Perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) di Indonesia, Victor Mol mengatakan HPS tahun ini bisa menjadi kesempatan untuk berterima kasih kepada pahlawan pangan (petani, nelayan, komunitas hutan, dan pekerja di seluruh rantai pasokan makanan) yang terus menyediakan makanan untuk komunitas mereka dan sekitarnya.
Tema HPS tahun ini juga menyerukan untuk membangun kembali dengan sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih tangguh dan kuat.
"Lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan inovasi dan kemitraan yang kuat. Setiap orang memiliki peran untuk dilakukan mulai dari pemerintah, swasta hingga individu untuk memastikan makanan sehat dan bergizi tersedia untuk semua," ungkap Victor.
FAO kini berusia 75 tahun bertepatan dengan HPS. Latar belakang didirikan organisasi ini adalah karena perang dunia II yang menimbulkan jutaan korban meninggal akibat perang maupun kelaparan.
"FAO lahir di tengah bencana. Situasi saat Pandemi COVID-19 semakin menjelaskan bahwa misi FAO hari ini tak berubah sejak FAO berdiri 75 tahun lalu. Pandemi COVID-19 mengingatkan kita bahwa kecukupan dan keamanan pangan bergizi dan pola makan yang sehat penting untuk semua orang," tegas Victor.
Hingga kini kelaparan masih terjadi, angka kegemukan cukup tinggi, lingkungan rusak, pemborosan makanan cukup marak, dan kurangnya proteksi pekerja sebagai rantai pangan merupakan ironi di tengah kerumunan memproduksi pangan yang cukup.
Pandemi yang terjadi menambah kekhawatiran baru di area pangan dan pertanian. Namun di saat yang sama, pandemi memberikan kesempatan untuk membangun kembali sistem pangan dan pertanian.
(akn/mpr)