Akhirnya, Program Pembiayaan Korporasi Pecah Telor

Akhirnya, Program Pembiayaan Korporasi Pecah Telor

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 21 Okt 2020 14:02 WIB
BUMN percetakan uang, Perum Peruri dibanjiri pesanan cetak uang dari Bank Indonesia (BI). Pihak Peruri mengaku sangat kewalahan untuk memenuhi pesanan uang dari BI yang mencapai miliaran lembar. Seorang petugas tampak merapihkan tumpukan uang di cash center Bank Negara Indonesia Pusat, kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (21/10/2013). (FOTO: Rachman Haryanto/detikFoto)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Komite Penanggulangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) menyebut anggaran insentif pembiayaan korporasi pada program pemulihan ekonomi nasional sudah cair puluhan miliar sejak dua pekan lalu.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Komite PCPEN Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (21/10/2020).

Budi mengakui, proses pencairan klaster insentif korporasi pada program PEN sangat alot.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang untuk insentif korporasi ini agak alot, jadi sejak diluncurkan kita lihat bahwa proses pencairannya agak alot. Nah kita sudah bekerja sama dengan Kadin, dengan Kementerian Keuangan, alhamdulillah saya bisa laporkan bahwa sudah pecah nih, penglarisnya sudah pecah," kata Budi.

Wakil Menteri BUMN I ini juga mengatakan dalam waktu dekat proses pencairan dengan jumlah triliunan sudah masuk daftar atau pipeline.

ADVERTISEMENT

"Jadi pencairan pertama sudah dilakukan sekitar dua minggu yang lalu terhadap salah satu perusahaan, ordenya masih puluhan miliar. Tapi yang sudah ada di pipeline triliunan sudah ada dan diharapkan akan mulai bergulir," jelasnya.

Pemerintah mengalokasikan anggaran PEN sebesar Rp 695,2 triliun. Anggaran ini tersebar ke enam klaster, yaitu klaster kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun. Kedua, klaster perlindungan sosial Rp 203,9 triliun. Ketiga, klaster dukungan UMKM Rp 123,46 triliun. Keempat, klaster sektoral kementerian/lembaga (K/L) Rp 106,11 triliun. Kelima, klaster insentif usaha Rp 120,61 triliun. Keenam, klaster pembiayaan korporasi Rp 53,57 triliun.

Lebih lanjut Budi mengatakan, saat ini Tim KP PEN bersama pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akan mensosialisasikan program pembiayaan korporasi kepada pelaku usaha.

"Sekarang yang sedang dilakukan oleh Tim dari Komite pemulihan ekonomi dan transformasi nasional adalah melakukan sosialisasi bersama bangkir-bankir Himbara dan para bankir bank swasta yang menyalurkan dengan Kadin, jadi kebetulan Pak Rosan Roeslani menjadi ketua Satgas Ekonomi kami, beliau yang memimpin proses sosialisasi insentif untuk korporasi ini. Mudah-mudahan ke depannya bisa lebih cepat lagi dan saya akan laporkan secara spesifik," ungkapnya.

Realisasi program PEN sudah mencapai Rp 344,43 triliun atau sekitar 50% dari pagu Rp 695,2 triliun per 19 Oktober 2020. Melonjaknya realisasi program PEN dikarenakan pemerintah berhasil mencairkan dana seluruh program PEN sekitar Rp 150 triliun di kuartal III-2020.

Adapun realisasi dari masing-masing klaster tersebut yaitu, kesehatan sudah Rp 27,82 triliun atau 31,78% dari pagu Rp 87,55 triliun. Insentif usaha sudah Rp 29,68 triliun atau 24,61% dari pagu Rp 10,61 triliun. Perlindungan sosial sudah Rp 167,08 triliun atau 81,94% dari pagu Rp 203,90 triliun. Dukungan UMKM sudah Rp 91,84 triliun atau 74,39% dari pagu Rp 123,47 triliun. Sektoral Kementerian/Lembaga (K/L) sudah Rp 28,00 triliun atau 26,39% dari pagu Rp 106,11 triliun. Dan untuk pembiayaan korporasi masih nol rupiah dari pagu Rp 53,60 triliun.

(hek/fdl)

Hide Ads