Hampir 75% penduduk Caracas di ibu kota Venezuela mengaku makan lebih sedikit dibandingkan pada 2019. Hal ini merupakan hasil survei yang dilakukan legislator oposisi. Hasil survei ini menandakan pandemi Corona telah menimbulkan masalah baru, yaitu kelaparan.
Tercatat pada Maret 2020, Presiden Nicolas Maduro memberlakukan karantina ketat atau pembatasan yang menutup sebagian besar bisnis selama berbulan-bulan. Saat ini beberapa kegiatan ekonomi kembali diizinkan selama beberapa minggu bergantian oleh pihak berwenang.
Venezuela melaporkan lebih dari 700 kasus kematian dan sekitar 87 ribu kasus terinfeksi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Legislator Jose Guerra mengatakan efek pandemi Corona dan pembatasan jauh lebih parah di Venezuela daripada negara lain. Sebab, dukungan pemerintah Venezuela sangat kurang dibandingkan negara lain.
"Dalam kasus Venezuela, ini lebih akut. Justru karena tidak adanya tindakan pelengkap," kata Guerra yang dikutip Reuters, Kamis (22/10/2020).
Survei menemukan, sekitar 73,9% masyarakat telah mengurangi konsumsi daging sapi dan ayam. Sementara itu, 82,3% mengaku pendapatannya tidak cukup membeli makanan untuk keluarganya.
Legislator Leonardo Regnault menyebut survei ini melibatkan 950 orang yang dihubungi via telepon di daerah ibu kota Venezuela. Survei dilakukan sejak 12 Oktober hingga 14 Oktober dengan margin of error sekitar 5%.
(hek/zlf)