Financial Conduct Authority (FCA) atau Otoritas Perilaku Keuangan Inggris melaporkan bahwa sekitar 12 juta orang Inggris akan sulit bayar tagihan wajib dan membayar utang. Sebab pandemi COVID-19 telah menggerus perekonomian orang Inggris.
Dikutip dari Reuters, Kamis (22/10/2020) menurut survei yang dilakukan pada Juli lalu juga menunjukkan seperenam dari 12 juta orang, perekonomiannya telah menurun sejak Februari tahun ini. Selain itu, keterpurukan finansial juga disebabkan oleh pembatasan wilayah (lockdown) yang menyebabkan ribuan orang kena PHK.
Hasil survei lain yang melibatkan tujuh ribu orang menunjukkan sepertiga orang mengalami penurunan pendapatan dan pendapatan rumah tangga juga turun. Responden Kulit Hitam dan Etnis Minoritas bernasib lebih buruk, dengan 37% melaporkan pendapatan mereka anjlok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepertiga responden lainnya yang memiliki ketahanan finansial rendah dan memiliki tagihan hipotek tercatat telah menunggak pembayaran. Sementara 42% penyewa lainnya khawatir akan menyusul menunggak pembayaran. Selanjutnya, 36% responden khawatir tidak bisa membayar pembayaran kartu kredit.
Pemerintah Inggris telah menyusun paket stimulus untuk memastikan rumah tangga dapat mengakses bantuan setelah 31 Oktober. Bantuan itu seperti stimulus sebelumnya yakni membantu pembayaran pinjaman dan hipotek.
FCA berharap bantuan bisa membantu orang mendapatkan penasihat keuangan untuk membantu mengelola keuangan dan utang. Otoritas juga mendesak bank atau perusahaan keuangan lainnya untuk melayani nasabah dengan adil dan harus bisa memberikan dukungan.
Otoritas menambahkan bank sebisa mungkin memberikan opsi untuk menegosiasikan rencana pembayaran baru, menangguhkan, mengurangi, mengesampingkan atau membatalkan bunga.
FCA menekankan bank harus transparan tentang bagaimana tindakan tersebut dapat mengakibatkan peningkatan biaya dalam jangka panjang dan bagaimana dukungan tersebut dapat memengaruhi profil kredit pribadi.
(zlf/zlf)