Kehadiran pemeran pengganti (stuntman) dalam sebuah film, sinetron hingga iklan begitu krusial. Sebelum ada pandemi COVID-19, setiap ada produksi film, sinetron hingga iklan, para stuntman biasanya ramai ditawari peran bahkan tak sedikit yang ditawari dengan harga mahal.
Seorang stuntman profesional, M. Dedi Duhari atau yang akrab disapa Dedi RBT berkisah, pernah ditawari bayaran hingga puluhan juta untuk 1 adegan dalam sebuah film.
"Jadi yang pernah saya dapat paling gede nggak perlu banyak (adegan), nggak banyak waktu, cuma di Merah Putih Memanggil, angkanya ya bagi saya cukup fantastis Rp 17 juta saat itu," ujar Dedi kepada detikcom, Minggu (18/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia bahkan sempat jadi rebutan antara memerankan peran di sinetron dengan film dokumenter. Namun, atas alasan tanggung jawab, Dedi memilih mempertahankan perannya yang sudah ia ambil terlebih dahulu.
"Sampai saya dipanggil di Ronggeng Gunung sebagai laki-laki misterius, cuma saya terbentur saat itu di Fatih di Kampung Jawara, jadi yang di Ronggeng Gunung Rp 24 juta itu saya lepas. Ada tanggung jawab di sinetron, jadi kalau kita orang entertain harus punya rasa tanggung jawab, gituloh bukan hanya semata-mata ngejar duit," tambahnya.
Stuntman lain, Wahyu Tripamudji menceritakan bahwa beberapa teman satu profesinya bisa membeli rumah dalam jangka waktu sebulan sampai tiga bulan hanya dari penghasilan stuntman.
"Sebenarnya macam-macam ya, tergantung PH (production house) dan nggak bisa disamakan, mungkin ada juga (sampai bisa beli rumah), cuma kita tidak bisa pastikan berapa, masing-masing," ungkap Wahyu.
Sedangkan stuntman lainnya enggan membocorkan pendapatannya selama jadi pemeran pengganti. Sebab, setiap pembuatan film atau sinetron dan iklan punya jangka waktu yang berbeda-beda.
"Susah untuk disebutkan, karena kalaupun nggak ada Corona pun kita kan juga bukan pekerjaan yang rutin tiap bulan ada, jadi untuk hal itu kita nggak bisa jawab. Karena tidak tentu, ada yang satu pekerjaan bisa sampai 3 bulan, 2 bulan, atau ada yang hanya seminggu, jadi kita nggak punya patokan," kata Founder atau Stunt Coordinator Pejuang Stunt Indonesia Saifuddin Mubdy atau yang akrab disapa Udeh.
(zlf/zlf)