Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali mendapatkan hadiah istimewa dari Puta Mahkota Uni Emirat Arab (UEA), Pangeran Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Mulai dari pembangunan Masjid Agung Solo, sampai hadiah jalan menggunakan nama orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Hubungan RI-UEA ini baru terasa kian mesra di era pemerintahan Presiden Jokowi. Padahal, kedua negara telah menjalin hubungan diplomatik sejak 1976.
Terhitung Jokowi dan Pangeran telah bertemu hingga 3 kali, tepatnya pada September 2015, Juli 2019, dan Januari 2020. Melalui 3 pertemuan itu, RI-UEA telah memiliki kerja sama yang luar biasa banyaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis mengatakan, hubungan RI-UEA pun membuat Malaysia iri. Terutama dalam kerja sama investasi RI-UEA yang jumlahnya belasan.
"Dubes Malaysia di Abu Dhabi itu sering tanya saya, dia iri sama saya. Kok bisa Presiden Jokowi punya hubungan pribadi begitu mesra dengan Sheikh Mohammed," kata Husin kepada tim Blak-blakan detikcom, Minggu (25/10/2020).
Baca juga: 7 Perlakuan Istimewa UEA ke Jokowi |
Perlu diketahui, pada 20 Oktober 2020 lalu Sheikh Mohammed meresmikan President Joko Widodo Street di Abu Dhabi. Jalan itu sebelumnya bernama Al Ma'arid Street, kini diganti dengan nama Jokowi, sebagai hadiah untuk orang nomor satu di Indonesia itu.
Penggunaan namanya untuk ruas jalan yang membelah kawasan Abu Dhabi National Exhibition Center dengan Embassy Area yang ditempati sejumlah Kantor Perwakilan Diplomatik. Menurut Husin, nama itu memang bukti keistimewaan Jokowi yang dirasakan oleh Abu Dhabi.
"Sehingga apa yang kita lihat sampai namanya ada jalan di Abu Dhabi, ini sebuah keistimewaan," ungkapnya.
Sementara, untuk proyek masjid ini akan dibangun seperti replika Grand Mosque Abu Dhabi di Solo. Proyek ini juga merupakan hadiah Sheikh Mohammed kepada Jokowi.
Pada September 2019 lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, nantinya Masjid Raya Solo yang mereplika Grand Mosque Abu Dhabi tersebut akan dijadikan sebagai Islamic Center. Kerja sama ini juga akan berkaitan dengan pelatihan ulama Indonesia oleh ulama-ulama dari Abu Dhabi.
Masjid itu akan dibangun di atas lahan seluas 2,9 hektare (Ha). Biaya membangun Masjid ini diperkirakan mencapai US$ 40 juta atau sekitar Rp 560 miliar (kurs Rp 14.000/US$).