Perusahaan Kasino dan resor asal Amerika Serikat (AS) Las Vegas Sands Corp berencana menjual kasino andalannya di Las Vegas seharga US$ 6 miliar setara Rp 87,8 triliun (kurs Rp 14.650/US$). Rencana itu dilakukan sebab bisnis Sands kian menurun akibat pandemi COVID-19.
Dikutip dari Reuters, Selasa (27/10/2020) penjualan ini menjadikan pusat bisnis Sands hanya di Makau dan Singapura. Sejumlah properti yang masuk daftar penjualan diantaranya Sands Expo Convention Center, Venetian Resort Las Vegas dan Palazzo.
Menurut laporan Bloomberg sebelumnya, Las Vegas Sands telah meminta pendapat penasihat keuangannya untuk mencari calon pembeli. Perwakilan dari perusahaan juga mengatakan bahwa Sands telah memasuki tahap negosiasi namun belum ada kesepakatan pasti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada bulan Mei, Sands mengakhiri rencana untuk membuka kasino dan resor terintegrasi di Jepang tanpa memberikan alasan pembatalan proyek tersebut.
Industri perjudian yang sebelumnya berkembang pesat kini menjadi salah satu industri yang paling terpukul di tengah pandemi COVID-19. Sands mencatat total utang yang dimiliki senilai US$ 13,82 miliar, nilai itu belum termasuk tunggakan sewa.
Ketua dan Kepala Eksekutif Las Vegas Sands, Sheldon Adelson, mengatakan proses pemulihan dari pandemi COVID-19 di masing-masing pusat bisnis sedang berlangsung. Pada kuartal-III 2020 perusahaan melaporkan kerugian sebesar 74 sen dengan pendapatan US$ 5686 juta. Pendapatan itu tercatat turun 82% dari tahun sebelumnya.
Pada bulan Agustus, lembaga pemeringkat Fitch Ratings merevisi prospek Sands menjadi negatif dari stabil karena kondisi pasar yang terus anjlok oleh pandemi. Fitch pernah mengatakan bahwa prospek jangka pendek untuk bisnis Sands akan tetap redup di Las Vegas.