Wanita bernama Ellyette Gheno merasa jiwa kewirausahaan telah mendarah daging di keluarganya. Sebab ibunya sendiri memiliki salon rambut dan dirinya yakin akan meneruskan bisnis ibunya itu.
"Orang tuaku adalah pengusaha. Ibuku memiliki salon rambut. Ketika saya berusia 18 tahun, saya merasa inilah cara saya untuk mengambil alih salon," kata Gheno, dikutip dari CNBC, Selasa (27/10/2020).
Namun, Gheno akhirnya menciptakan bisnisnya sendiri setelah mengalami pengalaman buruk saat berbelanja pakaian dalam. Dia terinspirasi untuk memulai layanan pakaian dalam bernama BootayBag.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2016, dengan modal US$ 300 atau sekitar Rp 4 juta (kurs Rp 14.650) hasil pinjaman, Gheno akhirnya memulai bisnisnya. Dalam dua hari, dia membangun situs web dan mulai menerima pesanan.
Dengan BootayBag, Gheno bertujuan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan menawarkan pakaian dalam yang terjangkau sepanjang tahun. Pelanggan dapat memesan satu dari tiga paket setiap bulan. Empat paket pakaian dalam seharga US$ 20 per bulan, dua paket seharga US$ 15 atau satu pasang seharga US$ 10.
Gheno menawarkan model bisnisnya kepada investor Shark Tank dan meminta investasi US$ 500.000 dengan imbalan ekuitas 5%.
Mendengar cerita bisnis dari Gheno para investor terkesan. Minat mereka meningkat penghasilan BootayBag US$ 3 juta dalam penjualan year-to-date. Dalam empat tahun sejak dimulai, BootayBag telah menghasilkan sekitar US$ 15 juta setara Rp 219 M.
Gheno tidak memiliki utang, dia juga tidak mengumpulkan uang atau dana untuk BootayBag. Hal itu mengejutkan para investor.
"Wow! Anda menakjubkan. Luar biasa," kata pengusaha Kendra Scott.
Saat ditanya oleh Kevin O'Leary bagaimana cara membayar inventaris, Gheno menjelaskan bahwa dia harus kreatif untuk memenuhi pesanan pada awalnya. Dengan modal yang dia miliki, dia awalnya membeli pakaian dalam di toko offline dan online, sebelum akhirnya dia memiliki pabrik sendiri.
Gheno bercerita bahwa bisnis BootayBag memanfaatkan platform media sosial Instagram untuk memikat konsumen. Dia mengungkap testimoni dari pelanggannya membuat konten di media sosial bisnisnya lebih menarik. Namun, karena masalah manufaktur, Gheno tidak menghasilkan banyak uang dari perusahaannya penjualannya hanya 5%.
"Kami memiliki banyak pengikut di Instagram. Itu semua adalah konten buatan pengguna di feed kami, jadi, kami memiliki wanita asli yang memposting. Kami tidak mengedit konten kami." ungkap Gheno.
Karena Gheno tidak memiliki koneksi langsung ke produsen, dia harus menggunakan perantara, yang seringkali mempersulit prosesnya. Ketika dia memesan desain baru, dia sering harus menunggu hampir sembilan bulan untuk menerima produk.
"Saya bergantung pada belas kasihan pabrikan," katanya.
Terlepas dari masalah ini, investor Scott, Barbara Corcoran dan O'Leary mengajukan tawaran kepada Gheno. Masing-masing melihat potensi di BootayBag dan merasa mereka dapat memperbaiki masalah manufaktur. Scott dan Corcoran memutuskan untuk membuat tawaran bersama, sementara O'Leary melakukannya sendiri.
"Elly, aku mencintaimu. Saya sangat terkesan dengan Anda. Apa yang telah Anda buat dengan US$ 300, bagaimana Anda memanfaatkan kekuatan media sosial. Anda menciptakan gerakan seputar merek Anda yang sangat luar biasa, "kata Scott
O'Leary menawarkan US$ 500.000 untuk ekuitas 15%. Sedangkan Scoot dan Corcoran menawarkan Gheno US$ 500.000 untuk ekuitas 20%. Namun akhirnya, Scott menurunkan penawarannya menjadi US$ 500.000 untuk 10% dan Gheno menerima.
(eds/eds)