The Power of Kepepet, Kunci Bangkit di Masa Pandemi

The Power of Kepepet, Kunci Bangkit di Masa Pandemi

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 28 Okt 2020 08:55 WIB
Ilustrasi investasi dan keuangan
Foto: iStock
Jakarta -

'The power of kepepet' seharusnya bisa menjadi slogan di masa-masa sulit saat ini. Dengan segala keterbatasan dan permasalahan yang ada, harus bisa dijadikan semangat untuk kembali bangkit dari keterpurukan.

Motivator sekaligus Co-Founder dari sejumlah perusahaan yang berada di bawah naungan induk usaha CPN Group, Chandra Putra Negara menilai, kondisi pandemi saat ini sangat mirip dengan titik balik dari kehidupannya.

Pemilik dari akun Youtube Success Before 30 itu dihadapi sebuah masalah besar pada tahun 1997. Saat itu dia masih kuliah dan baru berusia 22 tahun. Tapi dia sudah menanggung beban utang orang tuanya sekitar Rp 500 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Utang bank itu muncul lantara usaha orang tuanya jatuh karena ditipu rekan bisnisnya dan kondisi ekonomi RI yang tengah krisis. Namun di saat itulah mindset 'kepepet'-nya muncul. Dia membuang jauh pikiran untuk bekerja di perusahaan dan memilih menjalani profesi sebagai reseller.

Dalam waktu 3 tahun utang orang tuanya lunas dan sebelum usia 30 tahun dia memiliki harta US$ 1 juta atau setara Rp 15 miliar.

ADVERTISEMENT

"Bicara soal mindset, tentu mindset pengusaha dan mindset karyawan itu berbeda. Mindset pengusaha dengan mindset seseorang yang hanya ingin dapat gaji bulanan pasti berbeda. Begitu juga mindset pengusaha dengan mindset seorang ASN itu juga berbeda. Mindset pengusaha dengan mindset professional pun seperti dokter notaris pengacara itu juga berbeda," tuturnya dalam acara d'Mentor.

Baginya mindset seperti jenis ikan. Ikan air tawar tentu tidak akan bisa bertahan hidup di laut, begitu juga sebaliknya.

Tapi dalam keadaan terdesak, seseorang pasti bisa mengubah mindset-nya dalam waktu sekejap. Setidaknya itu sudah dibuktikan Chandra yang memilih menjadi reseller dengan komisi yang besar ketimbang bekerja di perusahaan untuk melunasi utang orang tuanya.

Menurut Chandra apa yang dialaminya itu sangat berkorelasi dengan kondisi saat ini. Seharusnya masyarakat kehidupan ekonominya hancur karena pandemi COVID-19 bisa bangkit dengan pola pikir kepepet.

"Satu-satunya cara bagaimana dengan kondisi terdesak kita tidak bisa memanjakan mindset kita. Saya dengan kondisi kepepet bagaimana saya harus bisa bangkit, keluar dari itu semua dan akhirnya saya memutuskan untuk bisa bertahan dalam kondisi seperti itu. Tentu mindset kepept ini juga harus dimiliki dengan kondisi sekarang," terangnya.

"Apakah kita mau mati menunggu pandemi ini berakhir, apa kita mau menunggu mati ketika segala usaha kita mungkin dipangkas gajinya, kemudian pengurangan karyawan, kemudian semua kondisi sudah tidak memungkinkan, nah kita dipaksa segera beradaptasi dengan mindset kita," tambah Chandra.

Bedanya saat ini dengan krisis 98, menurut Chandra adanya internet. Menurutnya krisis saat ini dengan adanya jaringan internet seharusnya bisa menjadi peluang bagi mereka ingin bangkit dengan mindset kepepet itu.

"Sebenarnya banyak peluang di kondisi saat ini dan malah banyak miliarder-miliarder baru bermunculan bermunculan. Kalau Anda ketahui mereka bisa menggunakan platform internet untuk memajukan usaha mereka," tutupnya.

(das/fdl)

Hide Ads