Jumlah Petani Turun Dibanding 2019, Solusinya Ada Regenerasi

Jumlah Petani Turun Dibanding 2019, Solusinya Ada Regenerasi

Faidah Umu Sofuroh - detikFinance
Rabu, 28 Okt 2020 19:06 WIB
Petani memanen padi miliknya di Ciletuh, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (30/9/2020). Pemerintah menyatakan bahwa stok pangan Indonesia dinilai aman hingga akhir tahun 2020 . ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan pada tahun ini ada sekitar 33,4 juta petani yang bergerak di semua komoditas sektor pertanian. Angka tersebut jumlahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan jumlah petani pada tahun sebelumnya yang mencapai 34,58 juta.

Padahal, lanjutnya, selama pandemi COVID-19 sektor pertanian selalu menjadi andalan dan tulang punggung ekonomi bangsa. Oleh karena itu, regenerasi petani untuk menghadirkan petani baru yang berusia muda penting dilakukan sebagai bentuk antisipasi.

"Pertanian sangat terbuka untuk semua usia. Semakin muda semakin kuat, semakin energik, semakin kritis, makin apik kerjanya. Pertanian dengan semangat baru harus diluncurkan. Seperti membangun perilaku baru dan behaviour anak muda untuk mendapatkan pendapatan yang jauh lebih baik dari bidang pertanian," kata Syahrul dalam keterangan tertulis, Rabu (28/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menilai peranan pemuda sangatlah penting, terutama dalam pembangunan pertanian ke depan. Menurut Dedi, pemuda adalah generasi masa kini yang wajib meneruskan perjuangan para petani Indonesia.

"Kami harapkan peran petani milenial ini bukan hanya menjadi duta, tetapi juga menginspirasi generasi lainnya untuk terjun ke sektor pertanian. Kita harus mengajak anak muda terjun ke pertanian dengan semangat inovasi yang mereka miliki. Negara besar seperti Amerika dan China saja bisa maju pertaniannya karena SDM-nya bangkit," kata dia.

ADVERTISEMENT

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menambahkan regenerasi petani merupakan kunci utama dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, Kuntoro berharap para pemuda mampu menjadi inspirasi bagi seluruh anak muda di Indonesia.

"Kita semua bisa menjadi pahlawan pangan. Dan saya kira dengan menjadi petani milenial kita bisa membantu ketahan pangan nasional," tutupnya.

Menurutnya, perubahan besar selalu diinisiasi oleh semangat anak muda. Oleh karena itu, anak muda memiliki pola yang energi serta ide-ide baru untuk memecahkan permasalahan termasuk dalam dunia pertanian.

"Tonggak perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari apa yang sudah dilakukan para pemuda yang kita kenal dengan Sumpah Pemuda. Dari titik itulah kemudian perubahan-perubahan dimulai," katanya.

Di sisi lain Kementan memiliki tanggung jawab besar dan perhatian khusus terhadap perkembangan generasi muda Indonesia. Salah satunya dengan menghadirkan teknologi dan mekanisasi pertanian yang selanjutnya dioperasikan oleh anak muda.

"Bagaimana pun, masa depan bangsa termasuk wajah pertanian Indonesia ke depan ada di tangan pemuda kita. Oleh karena itu, kementan terus berupaya melahirkan petani muda yang cakap dalam budidaya dan mumpuni dalam penguasaan teknologi," tutupnya.

Sementara itu berkaitan dengan Hari Sumpah Pemuda yang diperingati hari ini, Nur Agis Aulia, seorang petani milenial sekaligus founder Jawara Farm yang berbasis di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, mengatakan Hari Sumpah Pemuda dan sektor pertanian adalah dua korelasi yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sumpah Pemuda, kata Agis, berarti semangat besar yang tidak boleh pudar oleh berbagai dinamika dan tantangan zaman. Sementara pertanian adalah sumber kehidupan utama yang tidak boleh padam oleh berbagai keadaan. Termasuk adanya krisis pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia.

"Harus menjadi tonggak sejarah, di mana masalah pangan harus tertanam di dalam benak pemuda," kata Agis.

Menurutnya, selama pemuda dan pemudi Indonesia masih mengonsumsi beras, sagu, buah, sayur dan kebutuhan gizi hewani, maka artinya mereka masih butuh peranan petani dan peternak untuk memenuhi kecukupan makanan sehari-hari.

"Oleh karena itu, sudah selayaknya pemuda dan pemudi di seluruh Indonesia peduli pada sektor pertanian, dan semoga mereka bisa terlibat langsung dalam menyiapkan pangan terbaik untuk negeri. Selamat Hari Sumpah Pemuda, semoga ini menjadi komitmen kita untuk berkontribusi dalam melahirkan kedaulatan pangan Indonesia. Merdeka!" tukasnya.

(prf/hns)

Hide Ads