Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memiliki rencana besar untuk merubah wajah baru gedung Sarinah. Dia ingin gedung tersebut dijadikan Indonesia friendly, yakni markas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Gedung Sarinah akan disiapkan hingga 80% untuk produk UMKM. Untuk merealisasikannya, BUMN bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
"Kita berkolaborasi dengan Pak Teten Menteri Koperasi dan UKM, serta Pak Wishnutama (Menparekraf). Bahwa Pak Teten tugasnya salah satu membantu UMKM ini baik, apakah dari segi pengertian market, upgrading segala dan lain-lain. Tapi juga kami di BUMN akses pasar, karena itu kemarin Sarinah kita jadikan bagaimana itu 40-80% local brand," tuturnya dalam sebuah diskusi online, Rabu (28/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya mengaku telah bekerja sama dengan salah satu perusahaan Swiss. Dalam kerja sama itu, ada 10 produk UMKM yang akan diakses ke pasar luar negeri.
"Alhamdulillah kemarin di Swiss kerja sama dengan perusahaan besar. Kita maunya juga bukan hanya dia ber-partner di kita tetapi dia harus mengganti 10 produk Indonesia yang bisa dia pasarkan. Kalau nggak, kita tidak mau kerja sama. Jadi kita buka akses, tapi kita juga minta akses kita ke luar negeri," tuturnya.
Tidak hanya dari sisi pasar, pemerintah juga akan mendukung UMKM dari segi pendanaan. Dukungan kepada pelaku UMKM yang tidak bisa mengakses ke perbankan akan terus ditingkatkan.
Erick pernah mengatakan bahwa anggaran yang dibutuhkan untuk merombak gedung Sarinah sekitar Rp 700 miliar.
"Kurang lebih kemarin Rp 700 miliaran. Kalau bongkar rubuhin lebih mahal, tapi kan ini nggak boleh," katanya.
Anggaran tersebut tidak hanya keluar dari Sarinah, namun juga dari BUMN lain.
"Ada kerja sama nanti dengan BUMN juga, bukan swasta, kita nanti beberapa perusahaan BUMN ada yang fokus properti, properti. Ritelnya Sarinah," ungkapnya.
(ara/ara)