Matahari, HERO, dan Ramayana 'Dihantam' Corona, Begini Kondisinya

Matahari, HERO, dan Ramayana 'Dihantam' Corona, Begini Kondisinya

Tim detikcom - detikFinance
Jumat, 30 Okt 2020 22:49 WIB
Sektor usaha termasuk ritel tak luput dari hantaman pandemi COVID-19. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) bahkan merugi hingga Rp 617 miliar akibat pandemi.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Tiga ritel di Tanah Air kondisinya tak baik pada sembilan bulan pertama tahun ini atau per September 2020. Tiga ritel ini yakni PT Hero Supermarket Tbk (HERO), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).

Seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (30/10/2020), berdasarkan laporan keuangan publikasi kuartal III-2020 kerugian HERO mencapai Rp 339,46 miliar pada akhir periode tersebut. Angka itu meningkatkan berkali-kali lipat dari posisi akhir September 2019 lalu yang senilai Rp 6,68 miliar.

Kerugian ini disebabkan karena turunnya pendapatan 27,65% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 6,86 triliun dari pendapatan di akhir periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 9,48 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak jauh berbeda, kinerja keuangan RALS pada akhir periode September 2020 juga tak membahagiakan. Perusahaan membukukan kerugian senilai Rp 95,21 miliar.

Padahal, pada akhir September 2019 lalu perusahaan masih mengantongi keuntungan senilai Rp 612,42 miliar.

ADVERTISEMENT

Penyebab utama kerugian ini adalah turunnya pendapatan yang signifikan menjadi senilai Rp 1,90 triliun di akhir III-2020, dibanding dengan pendapatan perusahaan pada akhir kuartal ketiga tahun lalu yang sebesar Rp 4,42 triliun.

Sementara itu, Matahari Department Store juga membukukan rugi bersih senilai Rp 616,60 miliar per kuartal III-2020. Nilai ini berbanding terbalik dengan periode akhir September 2019 di mana perusahaan masih mengantongi keuntungan senilai Rp 1,18 triliun.

Pendapatan perusahaan pun terjun bebas 57,49% secara year-on-year (yoy) dengan posisi di akhir kuartal III-2020 senilai Rp 3,32 triliun. Jumlah ini jauh sekali di bawah pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 7,82 triliun.

(acd/hns)

Hide Ads