Beberapa pemimpin bisnis mengecam lockdown kedua di Inggris yang akan berdampak besar pada sektor bisnis. Menurut salah satu pengusaha, Luke Johnson mengatakan negaranya tidak mampu melakukan lockdown lagi. Mengingat utang negara lebih dari 2 triliun poundsterling. Menurutnya pemerintah telah lalai untuk memperhitungkan kerugian dari lockdown.
Namun, pemerintah menyatakan keputusan yang diambil saat ini telah mencapai keseimbangan antara melindungi pekerjaan, ekonomi, dan menyelamatkan nyawa masyarakat.
Layanan ambulans London mengungkapkan bahwa mereka sekarang menghadapi rata-rata 37 kasus bunuh diri sehari, atau percobaan bunuh diri, naik dari 22 kasus pada 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir itu adalah konsekuensi langsung dari lockdown. Orang-orang kehilangan pekerjaan, mereka kesepian, depresi, gangguan kesehatan mental," kata Johnson, dikutip dari BBC, Senin (2/11/2020).
Frances Bishop pemilik perusahaan mainan anak-anak The Pud Store di South Yorkshire mengatakan pemerintah tidak melibatkan pelaku usaha untuk mempertimbangkan lockdown. Charlie Mullins, bos dari Pimlico Plumbers, mengatakan pemerintah perlu mendengarkan orang-orang di lapangan.
Berbagai bisnis juga mengkhawatirkan Natal yang biasanya merupakan waktu terpenting dalam setahun untuk industri perhotelan, ritel, dan acara.
Berlanjut ke halaman berikutnya.