Pengusaha RI Lebih Jagokan Trump Dibanding Biden, Ini Sebabnya

Pengusaha RI Lebih Jagokan Trump Dibanding Biden, Ini Sebabnya

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 03 Nov 2020 16:16 WIB
Joe Biden dan Donald Trump (AP Photo)
Foto: Joe Biden dan Donald Trump (AP Photo)
Jakarta -

Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pemerintah Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang dari proses transisi kepemimpinan di Amerika Serikat (AS) untuk perekonomian nasional.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan kebijakan kedua calon presiden AS yaitu Donald Trump dan Joe Biden memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap perekonomian nasional.

"Sehingga kita yang perlu terus menerus lebih fleksibel menyesuaikan diri, baik melalui daya tarik iklim usaha dan investasi dalam negeri maupun lobi, agar benefit dari kebijakan Presiden AS tetap ada di pihak Indonesia," kata Shinta saat dihubungi detikcom, Jakarta, Selasa (3/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baru-baru ini, pemerintahan AS telah memberikan kembali fasilitas bebas bea masuk atau Generalized System of Preferences (GSP) untuk produk-produk dari Indonesia. Pemerintah AS dan Indonesia pun akan membahas kesepakatan perdagangan secara terbatas atau Limited Trade Deal (LTD).

Menurut Shinta, kesepakatan mengenai LTD akan lebih mudah didapat pemerintah Indonesia ketika Trump kembali terpilih. Namun, kesepakatan tersebut lebih lama tercipta jika Biden yang memenangkan pilpres AS.

ADVERTISEMENT

"Karena Biden punya agenda tersendiri terkait mulitlateralisme sehingga kemungkinan AS akan beralih menjadi lebih menyukai trade deal yang confirm dengan aturan WTO seperti FTA atau CEPA," jelasnya.

"Di luar itu, kami tidak memproyeksikan banyak perubahan karena semua tergantung pada daya tarik iklim usaha dan investasi Indonesia, khususnya karena konflik AS-China dan negara-negara cenderung terus dipertahankan oleh Biden karena kebutuhan ekonomi internalnya sendiri, khususnya untuk job creation," tambahnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Menurut Shinta, kebijakan perdagangan yang diusung oleh Trump dan Biden secara tidak langsung memiliki kesamaan. Biden, dikatakan Shinta tidak sepenuhnya pro dengan free trade namun mengupayakan keseimbangan antara proteksi pasar AS dari serangan impor khususnya dari China.

Lebih lanjut Shinta mengungkapkan, Biden juga tidak serta merta menghentikan perang dagang antara AS dengan China jika terpilih sebagai presiden AS.

"Jadi, pada prinsipnya kebijakan Biden akan relatif sama dengan Trump bila dia menang. Hanya saja konsep yang diusung Biden lebih terstruktur bukan sporadis seperti Trump," katanya.

Dia mengatakan, dampak terhadap perekonomian Indonesia dari pilpres AS pun tidak signifikan. Terlebih lagi Indonesia bukan mitra dagang utama negeri Paman Sam. Namun Indonesia memiliki potensi besar bagi perdagangan AS.

"Siapapun presiden AS, mereka akan punya kebijakan yang akan disesuaikan dengan agenda besar perdagangan dari presidennya. Karena itu, kemungkinan besar relasi dagang Indonesia-AS akan relatif stabil," ungkap dia.

Halaman 2 dari 2
(hek/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads