Minta Masyarakat Belanja, Sri Mulyani Sentil Orang Kaya

Minta Masyarakat Belanja, Sri Mulyani Sentil Orang Kaya

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 05 Nov 2020 14:59 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini ekonomi Indonesia dalam tren yang positif. Meskipun di kuartal III-2020 ekonomi Indonesia -3,49%, kontraksi itu menurun jika dibandingkan pada kuartal II-2020 sebesar -5,32%.

Konsumsi rumah tangga yang mempunyai peran besar dari pertumbuhan ekonomi menurutnya juga sudah mulai membaik, meski belum menyeluruh. Konsumsi rumah tangga dari masyarakat menengah atas masih tersendat.

Menurut Sri Mulyani hal itu dikarenakan masih adanya penyebaran wabah COVID-19. Pandemi membuat mobilitas masyarakat menengah atas terganggu dan menyebabkan konsumsinya tertahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konsumsi dari rumah tangga kelas menengah atas masih terbatas. Ini dikarenakan kondisi COVID-19 memang belum berakhir dan karakter dari konsumsi rumah tangga menengah atas didominasi oleh barang dan jasa yang sensitif terhadap mobilitas," terangnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/11/2020).

Oleh karena itu, satu-satunya jalan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat menengah atas adalah menangani wabah COVID-19. Dengan adanya vaksin yang rencananya akan disebar akhir tahun ini diharapkan mampu menangani ketakutan masyarakat menengah atas dan mendorongnya kembali berbelanja.

ADVERTISEMENT

"Pemberian vaksin diharapkan akan mampu mengembalikan tren konsumsi rumah tangga, terutama kelompok menengah atas. Sehingga perbaikan diharapkan dan diyakini akan terjadi pada Kuartal keempat dan seterusnya," tuturnya.

Sementara untuk masyarakat menengah ke bawah, menurut Sri Mulyani konsumsi rumah tangganya sudah membaik. Salah satu penyebabnya peran stimulus fiskal dalam penanganan pandemi COVID-19 dan program pemulihan ekonomi nasional. Selain itu penyerapan belanja anggaran pemerintah yang didorong lebih cepat dipercaya membantu menggerakkan roda ekonomi.

"Angka pertumbuhan 9,8% dari konsumsi pemerintah meningkat sangat tajam apabila dibandingkan triwulan 2 yang mengalami negatif -6,9%. Jadi meningkatnya dari -6,9% menjadi tumbuh positif 9,8% atau turning poinnya melebihi 17% sendiri," ucapnya.

Konsumsi rumah tangga menurutnya menunjukkan tren positif meskipun masih terkontraksi. Pada kuartal III-2020 konsumsi rumah tangga -4,0%, angka itu masih lebih baik dibandingkan kuartal II-2020 -5,5%.