Vaksin Corona Jadi Jalan Keluar RI dari Jurang Resesi

Vaksin Corona Jadi Jalan Keluar RI dari Jurang Resesi

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 05 Nov 2020 15:51 WIB
The doctor prepares the syringe with the cure for vaccination.
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta -

Pandemi COVID-19 membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif dua kuartal berturut-turut. Ekonomi pada kuartal II minus 5,32% dan kuartal III minus 3,49%. Artinya Indonesia resmi resesi.

Merebaknya virus Corona memang membuat aktivitas ekonomi setengah lumpuh karena terbatasnya kegiatan usaha. Bahkan masih ada sektor usaha yang dilarang beroperasi untuk mencegah penularan. Lalu apakah vaksin virus Corona jadi satu-satunya penyelamat Indonesia dari resesi?

"Secara fundamental iya, karena kita lihat data PMI (Purchasing Managers' Index) kita kan kemarin sudah mendekati angka 50 terus turun lagi karena PSBB," kata Direktur Eksekutif Institute Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad saat dihubungi detikcom, Kamis (5/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat merebaknya virus Corona, dia mengatakan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga masih rendah. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), angkanya ada di level 83,4 pada September, lebih rendah dibandingkan 86,9 pada Agustus 2020.

"Normalnya kan 100. Mereka nggak yakin begitu. Karena aktivitas ekonomi ketika masih ada hambatan orang konsumsi karena takut, karena orang nggak bisa ke mana-mana, semua menghindari aktivitas fisik yang berlebihan, ya otomatis (solusinya) vaksinasi. Jadi kuncinya adalah bagaimana memang vaksin ini bisa diupayakan lebih cepat," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet juga menilai vaksinasi bakal meningkatkan kepercayaan konsumen, khususnya kelas menengah atas.

"Tentu vaksin ini bisa menambah kepercayaan khususnya kepercayaan kelas menengah ke atas untuk melakukan aktivitas ekonomi seperti biasa. Idealnya kan memang seperti itu," sebutnya.

Tapi proses vaksinasi tidak instan dan membutuhkan waktu, apalagi jika mempertimbangkan banyaknya penduduk Indonesia yang harus divaksin dan tantangan dalam mendistribusikannya ke tiap-tiap daerah.

Untuk itu, dia menilai yang saat ini bisa dilakukan pemerintah sambil menunggu kepastian vaksin adalah melanjutkan langkah mitigasi dari sisi kesehatan dengan lebih agresif.

"Itu pendekatan konvensional yang bisa dilakukan oleh pemerintah sembari menunggu kepastian vaksin. Karena vaksin ini sendiri secara internasional belum ada yang lulus, artinya belum di-approve untuk betul-betul aman yang kemudian bisa dipakai oleh masyarakat umum secara luas," tambahnya.


Hide Ads