Sementara anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati menyoroti tingkat penyerapan anggaran PEN yang sebesar Rp 695,2 triliun. Dia khawatir pemerintah tidak bisa menyerap anggaran hingga 100% di sisa waktu sampai akhir 2020.
"Untuk stimulus sampai September ini sudah 52%. Jadi dari Rp 695,2 triliun ini baru 52% padahal ini tinggal 2 bulan, sampai akhir bulan ini masih ada Rp 300 triliun yang ngendap, sehingga membuat PEN belum terasa di masyarakat," kata Anis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengumumkan progres pencairan anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) sudah mencapai Rp 361,5 triliun atau 52,0% dari pagu Rp 695,2 triliun. Pencairan tersebut tercatat per 26 Oktober 2020.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu dalam acara Simposium Nasional Keuangan Negara (SNKN) 2020 secara virtual, Rabu (4/11/2020).
Anggaran program PEN yang mencapai Rp 695,2 triliun ini terdiri dari 6 klaster. Pertama klaster kesehatan yang anggarannya Rp 87,55 triliun sudah terealisasi 35,1% atau Rp 30,74 triliun. Klaster perlindungan sosial sudah terealisasi 85,3% atau Rp 174,06 triliun dari total anggaran Rp 203,9 triliun. Klaster sektoral K/L dan Pemda sudah terealisasi 26,9% atau Rp 28,61 triliun dari total anggaran Rp 106,11 triliun.
Selanjutnya, klaster insentif usaha sudah terealisasi 29,4% atau Rp 35,49 triliun dari total anggaran Rp 120,61 triliun. Klaster dukungan UMKM sudah terealisasi 75% atau Rp 92,6 triliun dari total anggaran Rp 123,46 triliun%. Terakhir, klaster pembiayaan korporasi sudah cair Rp 1 miliar dari total anggaran Rp 53,57 triliun.
(hek/ara)