Danone Respons Seruan Boikot Aqua Produk Prancis, Apa Katanya?

Terpopuler Sepekan

Danone Respons Seruan Boikot Aqua Produk Prancis, Apa Katanya?

Tim detikcom - detikFinance
Sabtu, 07 Nov 2020 16:30 WIB
Perusahaan transportasi berbasis online (Grab) melakukan aksi nyata untuk mengelola sampah plastik disekitar kita. Seperti apa aksinya? Begini nih.
Foto: dok. GRAB
Jakarta -

Aksi boikot produk asal Prancis ikut menggema di Indonesia. Salah satu barang yang kena imbas mengalami pemboikotan adalah produk minuman kemasan Danone-Aqua.

Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan pihaknya akan terus beroperasi dengan tetap menyediakan produk-produk meskipun ramai aksi boikot produk Prancis.

"Kami akan tetap melanjutkan komitmen kami untuk melayani kebutuhan nutrisi dan hidrasi sehat melalui jutaan pedagang yang menjual produk kami di Indonesia dan disiapkan oleh hampir dari 15.000 karyawan kami di seluruh Indonesia," kata Arif melalui keterangan tertulis kepada detikcom, Senin (2/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arif menyebut berbagai produknya sudah lama dikembangkan dan diproduksi oleh tenaga kerja di Indonesia. Sehingga dirinya yakin produknya sudah sangat dipercaya di Indonesia.

"Produk-produk kami seperti SGM dan AQUA, adalah produk-produk yang dikembangkan dan diproduksi di Indonesia oleh tenaga kerja Indonesia untuk konsumen Indonesia. SGM sudah hadir sejak 1965, Aqua juga hadir sejak 1973 di Indonesia dan telah menjadi kepercayaan banyak konsumen sampai sekarang," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Arif juga memastikan produknya tidak memiliki kaitan dengan pandangan politik negara manapun. Pihaknya pun menyayangkan adanya aksi boikot produk Prancis akibat pernyataan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang Islam, yang dinilai tidak ada kaitannya dengan perdagangan.

"Perusahaan kami tidak memiliki afiliasi politik dan hal-hal di luar bisnis kami. Oleh karena itu, kami menyambut baik pernyataan yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan di mana pemerintah telah mengambil langkah untuk tidak ikut serta memboikot produk-produk Prancis karena hal tersebut di luar dari konteks perdagangan," imbuhnya.

Terkait dampak perusahaan adanya seruan boikot terhadap produk Prancis, Arif tidak menyebut secara terang-terangan. Namun menurutnya yang paling terdampak pertama saat ini adalah pedagang kecil yang menjual produk secara eceran.

"Yang terdampak lebih dulu dari hal ini tentu saja pedagang kecil dan para penjual eceran. Setelah terkena imbas COVID, lalu kemudian muncul hal seperti ini. Jika terjadi boikot yang berlarut-larut, dapat mengakibatkan mereka semakin kehilangan pendapatan," ungkapnya.


Hide Ads