Ekonomi Ri Kuartal IV Bisa Positif, Orang Tajir Jadi Penentu

Ekonomi Ri Kuartal IV Bisa Positif, Orang Tajir Jadi Penentu

Soraya Novika - detikFinance
Senin, 09 Nov 2020 10:49 WIB
Para pengusaha mal menyiapkan beberapa strategi untuk bertahan di tengah pandemi. Mal bertahan dengan konsep baru yakni dari ritel menjadi penghubung (hub).
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Pemerintah optimis realisasi ekonomi RI di kuartal IV-2020 mendatang bakal tumbuh positif atau setidaknya lebih baik dari dua kuartal sebelumnya. Menurut Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Komite PC-PEN) Raden Pardede ada beberapa pertanda yang membuat yakin pemerintah akan prediksi tersebut.

Salah satunya bisa dilihat dari perilaku orang tajir atau kalangan menengah ke atas di Indonesia yang mulai rajin belanja atau bepergian.

"Jadi kita sudah rock bottom artinya kita sudah hit yang paling dasar itu di kuartal II-2020. Itu akan naik lagi di kuartal IV-2020. Karena kita lihat data-data indikator, kita lihat itu lebih baik di kuartal IV-2020, jadi kita lihat misalkan belanja mulai (gerak lagi)," ujar Raden dalam wawancara eksklusif dengan tim Blak-blakan detikcom, Jumat (6/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orangkan mulai lama-lama juga ini 'eh jangan-jangan saya mulai bisa atasi nih' kalau dia disiplin dengan pakai masker, kemudian jaga jarak, oh ternyata saya bisa mulai melakukan kegiatan," tambahnya.

Raden memaparkan bahwa salah satu penyebab minusnya realisasi ekonomi RI di dua kuartal sebelumnya, karena ada penurunan aktivitas ekonomi di tengah masyarakat. Utamanya dari kalangan menengah ke atas. Para orang tajir itu selama pandemi cenderung memilih menabung ketimbang belanja seperti biasanya. Sampai-sampai, jumlah tabungan di bank mengalami kenaikan yang drastis hingga hampir Rp 300 triliun dalam beberapa bulan saja.

ADVERTISEMENT

"Mereka itu tidak belanja baik itu tidak belanja artinya belanja barang konsumsi maupun mereka tidak berinvestasi dulu sekarang ini. Mereka menunggu sampai dengan masa pandemi ini bisa diatasi sepenuhnya," imbuhnya.

Lanjut ke halaman berikutnya>>>

Namun, kini orang tajir RI sudah mulai aktif berbelanja seperti sebelumnya bahkan bepergian keluar kota.

"Masyarakat juga akhirnya lebih confident dia mulai berani. Berani itu penting untuk dia kemudian melakukan kegiatan untuk misalkan sudah mulai jalan-jalan, ke Bogor, ke apa itu lho, sudah mulai kan. Kalau dulunya awalnya kita sama sekali tidak berani. Tidak ada kegiatan," paparnya.

Selain orang tajir yang mulai berani bepergian, ada beberapa indikator lain yang membuat pemerintah yakin ekonomi RI bisa lebih baik dari sebelumnya. Salah satunya terkait membaiknya harga komoditas harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Tren kenaikan harga CPO ini membawa sentimen positif buat ekonomi RI.

"Kalau kita lihat harga CPO sekarang itu di atas US$ 700 per ton. Itu yang jelas membuat kita lebih yakin di kuartal ke-4 ini baik," tuturnya.

Harga CPO yang membaik memberi dampak signifikan pada puluhan juta rumah tangga yang bergantung hidup lewat komoditas ini dan turunannya.

"Orang yang bekerja di CPO dan juga turunan-turunannya itu, kalau kita lihat dampak keseluruhan dari palm oil itu, saya pernah hitung antara 15-20 juta rumah tangga itu jadi berdampak sangat signifikan," tambahnya.

Penentu pemulihan ekonomi RI lainnya adalah penyerapan stimulus pemerintah itu sendiri. Sejauh ini, penyerapan stimulus perlindungan sosial pemerintah ke masyarakat sudah mencapai 85-90%.

"Stimulus fiskal yang terus dilakukan oleh pemerintah, kemudian juga penyerapan dari anggaran pemulihan ekonomi nasional juga yang terus lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya," ucapnya.


Hide Ads