Pandemi COVID-19 yang terjadi di dunia turut mengganggu perekonomian. Bahkan membuat ekonomi di berbagai negara porak-poranda dan mengalami pertumbuhan negatif. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan krisis ekonomi ini merupakan ujian untuk negara.
"Krisis menjadi ajang ujian, kita pernah mengalami pada periode 97/98, lalu guncangan krisis keuangan global 2008-2009 dan sekarang krisis akibat pandemi COVID-19," kata dia dalam acara CNBC Indonesia TV, Selasa (10/11/2020).
Dia mengungkapkan pemerintah berupaya mempelajari kebijakan yang diambil dari krisis sebelumnya. Selain itu pemerintah juga berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia dengan sistem keuangan yang masih normal ini masih membutuhkan kewaspadaan yang tinggi. Apalagi evolusi pandemi COVID-19 ini masih terjadi dan masyarakat tidak boleh lengah dengan segala kemungkinan yang ada.
Sri Mulyani menyampaikan pemerintah juga berupaya untuk menyalurkan stimulus demi menekan dampak pandemI COVID-19 ke dunia usaha. Dia menyebutkan realisasi penyaluran ini mencapai 54,1% dari pagu anggaran sebesar Rp 695,2 triliun.
"Pada posisi 4 November sudah mencapai Rp 376,17 triliun. Terjadi kenaikan dari di kuartal III maupun Oktober dan November yang baru kita rekap empat hari," kata dia.