Sebut RI 3 Kali Alami Krisis Ekonomi, Sri Mulyani: Ini Ujian

Sebut RI 3 Kali Alami Krisis Ekonomi, Sri Mulyani: Ini Ujian

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 10 Nov 2020 11:22 WIB
Ketua Pansel mengumumkan hasil seleksi tahap pertama calon Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rabu (8/2/2017). Sebanyak 107 orang dinyatakan lulus tahap pertama.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Pandemi COVID-19 yang terjadi di dunia turut mengganggu perekonomian. Bahkan membuat ekonomi di berbagai negara porak-poranda dan mengalami pertumbuhan negatif. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan krisis ekonomi ini merupakan ujian untuk negara.

"Krisis menjadi ajang ujian, kita pernah mengalami pada periode 97/98, lalu guncangan krisis keuangan global 2008-2009 dan sekarang krisis akibat pandemi COVID-19," kata dia dalam acara CNBC Indonesia TV, Selasa (10/11/2020).

Dia mengungkapkan pemerintah berupaya mempelajari kebijakan yang diambil dari krisis sebelumnya. Selain itu pemerintah juga berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia dengan sistem keuangan yang masih normal ini masih membutuhkan kewaspadaan yang tinggi. Apalagi evolusi pandemi COVID-19 ini masih terjadi dan masyarakat tidak boleh lengah dengan segala kemungkinan yang ada.

Sri Mulyani menyampaikan pemerintah juga berupaya untuk menyalurkan stimulus demi menekan dampak pandemI COVID-19 ke dunia usaha. Dia menyebutkan realisasi penyaluran ini mencapai 54,1% dari pagu anggaran sebesar Rp 695,2 triliun.

ADVERTISEMENT

"Pada posisi 4 November sudah mencapai Rp 376,17 triliun. Terjadi kenaikan dari di kuartal III maupun Oktober dan November yang baru kita rekap empat hari," kata dia.

Dia menyebutkan anggaran ini terdiri dari sektor kesehatan yang mencapai Rp 32,15 triliun atau 33,1% dari pagu yang ditetapkan. Selanjutnya sektor perlindungan sosial dengan realisasi Rp 177,05 triliun atau 75,6%.

Selanjutnya sektor Kementerian Lembaga dan Pemerintah Daerah (Pemda) realisasinya mencapai Rp 32,21 triliun atau 48,8%. Selanjutnya dukungan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sudah mencapai Rp 94,64 triliun atau 82,4%.

Selanjutnya insentif usaha mencapai Rp 38,13 triliun dan pembiayaan korporasi mencapai Rp 2 triliun. Angka ini baru 3,2% dari total anggaran. "Kami akan terus melakukan pemantauan bersama dengan Kementerian lain," ujar dia.


Hide Ads