Genjot Ekonomi Keluar dari Resesi, Ini yang Dilakukan Negara ASEAN

Genjot Ekonomi Keluar dari Resesi, Ini yang Dilakukan Negara ASEAN

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 10 Nov 2020 20:11 WIB
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/9/2012). Pengamat Ekonomi dari Standard Chartered Bank mengatakan perekonomian dunia akan mengalami kenaikan pada level 3,2%. Pertumbuhan tersebut akan berdampak pada impor dan ekspor Indonesia pada tahun 2013.
Foto: Jhoni Hutapea
Jakarta -

Negara ASEAN telah menyepakati kerangka kerja pemulihan ekonomi yang diberi nama ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF). Hal itu merupakan tindak lanjut dari arahan Leaders pada KTT ASEAN ke-36 tanggal 26 Juni 2020 untuk melakukan pemulihan ekonomi akibat dampak COVID-19 termasuk resesi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ada lima strategi di dalam ACRF yakni meningkatkan sistem kesehatan, memperkuat ketahanan manusia, memaksimalkan potensi pasar intra ASEAN, mempercepat digitalisasi yang inklusif, serta maju menuju masa depan yang tangguh dan berkelanjutan.

"Indonesia mengupayakan agar program ini tidak bersifat business as usual dan mendorong Badan Sektoral terkait untuk melaksanakan program atau inisiatif sesuai timeline yang telah ditetapkan," kata Airlangga dalam konferensi pers ASEAN Summit 2020: 19th ASEAN Economic Community (AEC) Council Meeting, Selasa (10/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Airlangga menjelaskan respons kebijakan yang telah diambil pemerintah melalui Program Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN). Dia menekankan pemanfaatan teknologi digital dalam pelaksanaan pemulihan ekonomi, baik itu bagi Indonesia maupun ASEAN.

"Hal ini penting tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga mendorong inklusivitas dan mempromosikan inovasi," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Ia juga menekankan pentingnya memfasilitasi movement natural persons, termasuk untuk perjalanan bisnis, dengan memastikan perlindungan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, Indonesia menginisiasi dibentuknya ASEAN Travel Corridor Arrangement (TCA) untuk menghidupkan kembali sektor-sektor yang terkena dampak COVID-19.

"Pemerintah Indonesia berharap bisa memperkuat kerja sama ekonomi antar AMS untuk mempercepat upaya pemulihan ekonomi melalui sinergi pemerintah dan swasta. Selain itu, dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia," imbuhnya.

Menurut Airlangga, ada beberapa capaian penting ekonomi ASEAN pada tahun ini. Pertama, integrasi ASEAN Digital Index. Kedua, kesepakatan peta jalan smart manufacturing yang bertujuan untuk membantu perusahaan-perusahaan di Kawasan ASEAN beralih dari otomatisasi menuju smart manufacturing.

Ketiga, pemanfaatan e-signature and seals untuk Certificate of Origin (CO) serta live implementation of e-Form D dalam ASEAN Single Window. Terakhir, penyelesaian Legal Scrubbing Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sehingga dapat ditandatangani pada Pertemuan KTT RCEP ke-4 nanti.

Isu lain yang dibahas adalah perkembangan Fourth Industrial Revolution (4IR) di ASEAN. Perkembangan 4IR semakin disorot, terlebih dengan adanya Pandemi COVID-19. Hal ini menjadi momentum bagi ASEAN, khususnya Indonesia untuk mengintensifkan upaya transformasi ekonomi, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dan mempercepat transformasi digital.

"Indonesia mendukung inisiatif ini sebagai salah satu upaya Indonesia dalam mewujudkan Prioritas Nasional Making Indonesia 4.0," tegas Airlangga.

Para Menteri Ekonomi ASEAN juga diagendakan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Non-Tariff Measures on Essential Goods. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan perjanjian ini mencakup kemudahan 152 pos tarif barang-barang penting yang dibutuhkan masing-masing negara ASEAN. Namun dia memastikan hal itu tidak akan membanjiri impor.

"Untuk MoU NTM ini sangat baik sebenarnya positif bagi Indonesia. Namun demikian impor tidak mungkin akan banjir karena kita semua sepakat di negara ASEAN untuk melindungi ASEAN ini supaya ada balance daripada impor khususnya trade balance. Ini akan berdampak positif, jadi tidak akan ada impor yang banjir karena fungsinya Kemendag untuk melindungi ekonomi dalam negeri," ucapnya dalam kesempatan yang sama.



Simak Video "Video: Membahas Usul Hapus 1 Libur Nasional untuk Dongkrak Ekonomi Jerman"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads