Pandemi COVID-19 telah membuat alur perdagangan perdagangan dunia tertekan. Banyaknya negara yang melakukan lockdown membuat alur perdagangan antar negara tersendat. World Trade Organization (WTO) sudah memprediksi volume perdagangan dunia 2020 akan turun 9,2%.
"Di masa pandemi seperti sekarang ini semua negara di dunia menghadapi tantangan yang sama supply-demand yang terganggu. Pengetatan arus barang untuk mencegah penyebaran COVID menekan dengan kuat kinerja perdagangan antar negara," kata Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Jokowi menekankan, Indonesia tak boleh pesimis. Menurutnya di tengah tantangan yang berat pasti ada peluang yang muncul jika jeli melihatnya.
"Di saat perdagangan global mengalami perlambatan, kita justru harus bergerak lebih cepat, lebih gesit dan lebih responsif," tegasnya.
Mumpung perdagangan dunia masih dalam kondisi lesu, Jokowi minta agar indsutri tanah air bisa melakukan perubahan besar-besaran dengan meningkatkan kualitas produk.
"Desain, packaging, branding, pelayanan dan harga yang kompetitif. Semuanya harus betul-betul kompetitif, harus sesuai dan mampu memenuhi standar pasar ekspor di tingkat global," ucapnya.
Jokowi juga meminta agar terus mencari pasar-pasar baru dalam hal perdagangan internasional. Untuk itu dia meminta baik pemerintah pusat daerah hingga perwakilan Indonesia di luar negeri lebih solid untuk mencari peluang baru.
"Pusat promosi perdagangan Indonesia harus berubah, lebih aktif bergerak, jangan business as usual. Jadilah agen bisnis, tingkatkan transaksi ekspor, tidak hanya memasarkan tapi juga melakukan negosiasi menjual dan memutuskan harga. Bisa memutuskan harga," tegasnya.
Simak Video "Video: Kemendag Kejar Produsen yang Sunat Takaran Minyakita"
[Gambas:Video 20detik]
(das/zlf)