Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan ada dua jurus penting untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Jurus pertama adalah optimisme dan kedua adalah digitalisasi.
Hal itu diungkapkan saat menjadi pembicara di acara Indonesia Fintech Summit 2020 yang digelar secara digital, Rabu (11/11/2020).
"Kenapa optimis? ekonomi membaik di kuartal III dan kuartal IV insya Allah positif dan tahun depan, lima tahun ke depan mengarah ke 6%. Artinya kue ekonomi akan meningkat," kata Perry.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memaksimalkan kue ekonomi yang semakin besar ke depannya, Perry menegaskan koordinasi BI dengan pemerintah maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan LPS dalam menentukan kebijakan moneter, fiskal, dan keuangan dilakukan dengan koordinasi yang erat.
"Koordinasi kebijakan antara pemerintah BI, OJK sangat erat moneter, fiskal, SSK, dan reformasi struktural ini akan mendukung bagaimana pertumbuhan ekonomi kita sehingga keseluruhan ekonomi bisa baik," jelasnya.
"BI komitmen mengarahkan seluruh kebijakan kami mendukung stabilitas mendorong pertumbuhan kita dan kita sudah turunkan suku bunga stabilkan nilai tukar, quantitative easing, dan koordinasi dengan Menkeu untuk pembiayaan dari fiskal dan kebijakan termasuk pendalaman pasar keuangan," tambahnya.
Mengenai digitalisasi, Perry mengatakan digitalisasi menjadi kunci sumber ekonomi nasional ke depan. Melalui digital juga menjadi modal untuk transformasi seperti yang sudah digagas oleh Presiden Jokowi.
Menurut Perry, Bank Sentral sendiri sudah melakukan transformasi digital khususnya di sistem pembayaran nasional yang diluncurkan pada tahun 2019. Peluncuran sistem pembayaran digital ini terdapat beberapa inisiatif seperti QRIS yang sudah tersambung ke sekitar 5 juta merchant.
Selanjutnya, dikatakan Perry, sekitar 15 perbankan nasional sudah melakukan digitalisasi dari layanan maupun menawarkan produk-produknya. Selain itu, ada integrasi digital banking dengan fintech.
"Kami dalam proses regulatory reform. Bahwa policy kami akan sangat dukung industri, agile, dan jelas gimana restrukturisasi ke depan. Dua kata kunci optimisme dan digitalisasi," ungkapnya.
(hek/dna)