Harga emas dunia jatuh pada hari Senin setelah berita vaksin virus Corona yang digarap Pfizer-BioNTech memicu reli pasar lebih luas. Investor yang melarikan diri dari aset safe haven seperti emas melonjak karena kekhawatiran pandemi.
Meski begitu, dilansir dari CNN, Kamis (12/11/2020), harga emas masih melayang di bawah US$ 1.900 per troy ounce (toz). Harga itu tidak jauh dari harga tertinggi di atas US$ 2.000 pada awal tahun ini.
Di sisi lain emas telah mendapat manfaat dari banyak tren hingga mengangkat bitcoin serta perak, platinum, dan logam mulia lainnya dalam beberapa bulan terakhir. Banyak analis yakin bahwa emas akan terus naik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Federal Reserve kemungkinan akan mempertahankan suku bunga rendah, bahkan dalam pemerintahan Joe Biden. Hal itu akan merugikan dolar AS dan membuat mata uang alternatif lebih menarik.
Banyaknya stimulus akan mendukung perekonomian dan itu bisa mendorong emas lebih tinggi karena banyak investor menggunakannya sebagai lindung nilai inflasi.
"Semua alasan kekuatan emas selama beberapa bulan terakhir masih ada. Orang-orang melihat emas sebagai mata uang alternatif," kata CEO Perusahaan Pertambangan Fosterville South Exploration, Bryan Slusarchuk.
Namun harga emas kemungkinan masih mengalami penurunan dalam waktu dekat, terutama jika berita vaksin yang lebih menjanjikan muncul. Tetapi emas akan lebih menarik karena kemungkinan ekonomi akan melemah akibat tidak adanya stimulus dari Kongres sebelum Biden menjabat sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2021.
"Perdagangan safe haven untuk emas tidak sepenuhnya hilang. Kami mengharapkan pergerakan di kedua sisi dan banyak risiko utama," kata Spesialis Logam Mulia Gainesville Coins, Everett Millman.