Trump Gugat Pilpres AS, Investor Cuek Bebek

Trump Gugat Pilpres AS, Investor Cuek Bebek

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 12 Nov 2020 09:12 WIB
US President Donald Trump attends a National Day of Observance wreath laying ceremony on November 11, 2020 at Arlington National Cemetery in Arlington, Virginia. - US President Donald Trump made his first official post-election appearance Wednesday for what should be a moment of national unity to mark Veterans Day, now marred by his refusal to acknowledge Joe Bidens win. The president visited Arlington National Cemetery, four days after US media projected his Democratic rival would take the White House. (Photo by Brendan Smialowski / AFP)
Foto: AFP/BRENDAN SMIALOWSKI
Jakarta -

Investor Amerika Serikat (AS) prihatin terhadap sikap Donald Trump yang tidak terima atas hasil pemilihan presiden atau Pilpres AS 2020. Namun, hal itu tidak begitu membuat investor khawatir terhadap kondisi pasar saham AS saat ini.

Sebelumnya, jelang pemilu AS para analis mengatakan risiko kestabilan pasar keuangan akan terganggu jika Trump kalah dan menggugat hasil kekalahannya. Kini tampaknya investor tidak begitu khawatir.

Indeks saham acuan S&P 500 tercatat naik sekitar 6% sejak hari pemilu AS. Sektor-sektor yang diperkirakan akan mengungguli Presiden terpilih Joe Biden melonjak, seperti saham ganja dan energi bersih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasar percaya bahwa kemenangan Biden tidak mungkin dibatalkan," kata Kepala Derivatif Ekuitas di Barclays, Maneesh Deshpande, dikutip dari Reuters, Kamis (12/11/2020)

Terlepas dari kinerja pasar saham yang terlihat membaik, beberapa investor tetap khawatir bahwa Trump dan beberapa Senat Republik AS masih menuduh tanpa bukti bahwa Biden tidak menang secara sah.

ADVERTISEMENT

Ahli Strategi Derivatif Ekuitas RBC Capital Markets Amy Wu Silverman mengatakan kekhawatirannya pada proses pindah jabatan dan dia pun khawatir kondisi pasar saham AS ke depannya.

Data Refinitiv memperkirakan pasar keuangan akan mengalami lonjakan volatilitas pada bulan Januari yang konsisten berbarengan dengan penyerahan jabatan ke kubu Biden.

Ekspektasi pasar akan volatilitas lebih tinggi diperkirakan terjadi pada akhir Desember hingga awal Januari, sekitar saat akan memutuskan apakah Demokrat sebagai pendukung Biden dapat memperoleh kendali mayoritas pemerintahan.

Moody's Investors Service memperingatkan gugatan dari kubu Trump atas proyeksi kemenangan Biden dapat mengganggu pasar dan memicu ketegangan sosial, yang dapat berdampak material pada pemulihan AS.

Namun menurut Manajer Portofolio Keuangan di Villere & Co, Lamar Villere upaya Trump untuk menggugat hasil pemilu tidak akan memperngaruhi kondisi pasar keuangan. Dia juga mengatakan tidak ada yang bisa merubah hasil bahwa Biden yang memenangkan pilpres AS 2020.


Hide Ads