Pandemi COVID-19 tak bisa dipungkiri telah menyebabkan penurunan pada nyaris seluruh kegiatan sosial ekonomi di masyarakat. Meski begitu, kontraksi tersebut tak mempengaruhi kinerja beberapa lini bisnis tertentu. Beberapa diantaranya justru diuntungkan oleh kondisi seperti sekarang ini. Salah satunya, Gojek.
Gojek justru mencatat peningkatan transaksi di platform-nya sepanjang pandemi ini. Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengungkapkan hingga saat ini transaksi di Gojek meningkat 10% dibandingkan capaian pada 2019 lalu.
"Platform kami ada perkembangannya dari nilai transaksi Gojek naik 10% menjadi Rp 170 triliun," kata Andre dalam konferensi pers Hari Jadi Gojek ke-10, Kamis (12/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkat peningkatan transaksi tersebut, fundamental Gojek, sambung Andre juga semakin kuat. Dapat dilihat dari perkembangan pengguna aktif Gojek yang juga menunjukkan tren positif.
"Pengguna aktif Gojek di Asia Tenggara mencapai 38 juta setiap bulannya pada tahun ini," sambungnya.
Menurut Andre, pencapaian itu terjadi karena didorong oleh investasi yang fokus pada sejumlah area strategis. Beberapa di antaranya seperti inovasi produk dan layanan, otomatisasi yang berhasil meningkatkan efisiensi dan kualitas performa aplikasi Gojek, serta serta investasi di sumber daya manusia di bidang teknologi.
Dalam kesempatan yang sama, Co-CEO Gojek Kevin Aluwi menilai perkembangan Gojek saat ini sudah sangat luar biasa. Sebab, saat pertama kali beroperasi, Gojek hanya bisa berjalan di Jakarta saja, namun saat ini sudah bisa memberikan pelayanan di seluruh Indonesia bahkan ke negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Vietnam.
"Bahkan kontribusi Gojek untuk perekonomian Indonesia mencapai sebesar Rp104,6 triliun. Ekosistem Gojek ini tidak hanya konsumen namun juga driver dan mechant," tuturnya.
Baca juga: Pesan Luhut di Ulang Tahun Gojek ke-10 |
Sejauh ini, sampai 2020, sambung Kevin, sudah ada 2 juta mitra pengemudi dan 900.000 mitra merchant yang bergabung dengan perusahaan unicorn made in Indonesia tersebut.
Pertumbuhan mitra terbanyak berasal dari salah satu layanannya yakni GoFood yang tumbuh 80%. Pertumbuhannya naik siginifikan dibandingkan tahun 2019 lalu yang hanya sebanyak 500 ribu mitra merchant. Selain itu, berdasarkan riset data yang diberikan oleh UXalliance, GoFood memperoleh nilai tertinggi terkait UX Score dari aplikasi delivery secara global.
"Saya benar-benar merasa ini luar biasa sejauh ini. Awal-awal kita tidak ada yang tahu bahwa Gojek bisa keluar dari Jakarta. 10 tahun lalu kita hanya call center 20110, dan sekarang jadi aplikasi super yang beroperasi di 4 negara di Asia Tenggara dengan lebih dair 20 layanan. Dari hanya 20 mitra pada tahun 2010, sampai sekarang sudah lebih dari 2 juta mitra," imbuhnya.
(dna/dna)