Jusuf Kalla Buka-bukaan soal Gagalnya Rizal Ramli jadi Menkeu

Terpopuler Sepekan

Jusuf Kalla Buka-bukaan soal Gagalnya Rizal Ramli jadi Menkeu

S - detikFinance
Sabtu, 14 Nov 2020 13:45 WIB
Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung resmi dilantik menjadi dewan kehormatan PMI 2019-2024. Berikut foto-foto momennya.
Foto: Muhammad Ridho
Jakarta -

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) buka-bukaan terkait penyebab gagalnya Rizal Ramli (RR) menjadi menteri keuangan pada periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut JK, salah satu alasan Rizal Ramli gagal menjabat sebagai menteri keuangan waktu itu karena ada ancaman dari 11 pejabat eselon I Kementerian Keuangan termasuk Darmin Nasution, yang siap mundur bila Rizal Ramli jadi Menkeu.

"Kenapa tidak selangkah menjadi menteri keuangan, dia bikin isu kalau akan menjadi menteri keuangan atau BUMN. Datang 11 orang eselon I Kementerian Keuangan yang pimpin oleh Darmin Nasution di sini, di ruangan ini pada bulan Oktober tahun 2004, mengatakan bahwa seluruh Dirjen Kementerian Keuangan akan mundur kalau menteri keuangannya Rizal Ramli," kata JK dikutip dari YouTube Karni Ilyas Club, Rabu (11/11/2020).

Menerima langsung permintaan itu, JK pun langsung memberitahu SBY yang saat itu menjadi orang nomor satu di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi saya bilang sama SBY, eh ini mau menolak semua orang, saya bilang kenapa menolak Rizal Ramli. Oh ya dia itu tidak mengerti persoalan, pekerjaan," katanya.

Kubu RR Angkat Suara

ADVERTISEMENT

Mantan staf ahli Kemenko Maritim saat dipimpin Rizal Ramli, Bambang Susanto membela RR. Menurut Bambang sangat tidak masuk akal bila ada pejabat eselon I berani mempertaruhkan jabatan hanya karena tidak suka dengan figur menteri yang akan memimpinnya. Terlebih lagi eselon satu adalah puncak karir pegawai negeri sipil (PNS) dengan gaji yang cukup besar dengan berbagai fasilitas memadai.

"Pejabat eselon 1 itu puncak karir PNS dengan gaji yang cukup besar dan berbagai fasilitas yang memadai. Jadi, saya pikir tidak mungkin mereka mau mempertaruhkan jabatan hanya karena tidak suka dengan figur menteri yang akan memimpin mereka. Lagi pula pemilihan menteri kan bukan urusan eselon 1," ujar Bambang di keterangan tertulisnya yang diterima detikcom, Kamis (12/11/2020).

Bambang juga mengkritik pernyataan JK soal sikap Rizal Ramli yang dikesankan tak memahami persoalan dan kerap melontarkan kata-kata yang kasar kepada bawahannya.

"Selama saya pernah bekerja dengan Rizal Ramli, saya tak pernah dengar memaki bawahannya dengan sebutan kebun binatang. Kalau bicara tegas dan keras memang iya. Tapi, itu selalu ada kaitan dengan kerjaan, dan bukan berkata kasar," tuturnya.

Balasan dari Jubir JK

Pihak JK pun membalas kritikan itu dengan menyebut Bambang Susanto tidak tahu apa-apa soal peristiwa itu.

"Apa yang disampaikan Pak JK bukan kemungkinan tapi fakta yang terjadi tahun 2004. Jadi kalau Bambang Susanto mengatakan tidak mungkin Eselon 1 mau mempertaruhkan jabatannya, menolak seorang menteri, itu kemungkinan menurut versi Bambang Susanto yang tidak terlibat langsung dan tidak mengetahui peristiwa tersebut," kata Juru Bicara JK, Husain Abdullah kepada Detikcom, Jumat (13/11/2020).

Husain mengatakan penolakan tersebut memang benar terjadi seperti yang disampaikan JK usai memenangkan Pikpres bersama SBY di tahun 2004. Testimoni JK yang beredar adalah adalah jawaban atas komentar Rizal Ramli yang diwawancara di acara di stasiun TV swasta.

"Jadi itu semacam hak jawab yang diberikan Karni Ilyas kepada Pak JK untung menanggapi tudingan Rizal Ramli yang merasa dijegal masuk kabinet SBY-JK tahun 2004-2009," terangnya.

"Padahal seperti penegasan Pak JK masih menjawab tudingan Rizal Ramli, nama Rizal Ramli memang tidak diperhitungkan masuk kabinet pada saat itu. Ya harusnya Rizal Ramli bisa introspeksi diri kenapa tidak diperhitungkan masuk kabinet saat itu. Bukan cari-cari kambing hitam dan menyalahkan pihak lain," imbuh dia.

Dia mengibaratkan tidak masuknya nama Rizal Ramli dalam susunan kabinet SBY-JK saat itu seperti seorang pelatih sepakbola yang menyusun tim inti sebelum pertandingan di mulai.

"Bahwa namanya tidak diperhitungkan, itu hal biasa. Ibarat pelatih sepakbola dalam menyusun tim untuk menjuarai sebuah turnamen tentu akan memilih pemain sesuai dengan pola permainan yang akan diterapkan. Pastinya pelatih akan banyak pertimbangan pertimbangan, baik teknik, skill individu dan kerjasama tim, karakter maupun stamina," sindir Husain.


Hide Ads