Indonesia baru saja meneken perjanjian dagang Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) bersama 14 negara di ASEAN dan mitra di luar Asean. Menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto hal itu bisa mendukung pemulihan ekonomi yang saat ini mengalami resesi.
Merebaknya virus Corona membuat banyak negara masuk ke jurang resesi, tak terkecuali Indonesia karena ekonominya selama 2 kuartal berturut-turut negatif.
"RCEP merupakan kesepakatan perdagangan regional terbesar di dunia dan diharapkan dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi dunia dari resesi global terparah sejak perang dunia kedua ini," kata Agus di Jakarta, Minggu (15/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan perjanjian RCEP sangat komprehensif meskipun tidak selengkap dan sedalam perjanjian regional lainnya, seperti Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP).
Agus menegaskan, RCEP akan mendorong Indonesia lebih jauh ke dalam rantai pasok global (global supply chain) dengan memanfaatkan backward linkage, yakni memenuhi kebutuhan bahan baku atau bahan penolong yang lebih kompetitif dari negara RCEP lainnya. Lalu pemanfaatan forward linkage, yakni dengan memasok bahan baku atau bahan penolong ke negara RCEP lainnya. Dia yakin hal tersebut akan mengubah RCEP menjadi sebuah regional power house.
"Indonesia harus memanfaatkan arah perkembangan ini dengan segera memperbaiki iklim investasi, mewujudkan kemudahan lalu-lintas barang dan jasa, meningkatkan daya saing infrastruktur dan suprastruktur ekonomi, dan terus mengamati serta merespons tren konsumen dunia," paparnya.
Berdasarkan data Kemendag, RCEP menjadi perjanjian perdagangan terbesar di dunia di luar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Hal itu ditinjau dari cakupan dunia untuk total Produk Domestik Bruto (PDB) 30,2%; investasi asing langsung (FDI) 29,8%; penduduk 29,6% dan perdagangan 27,4%.
"Penandatanganan RCEP hari ini merupakan pencapaian tersendiri bagi Indonesia di kancah perdagangan internasional. Kita patut berbangga karena RCEP lahir atas gagasan Indonesia pada 2011 dan proses perundingannya hingga selesai sepenuhnya dipimpin salah satu putra terbaik Indonesia," tambah Agus.
(toy/dna)