Ekonomi Jepang melonjak 21,4% pada kuartal III-2020. Lonjakan itu menjadi rekor pertumbuhan ekonomi setelah sebelumnya anjlok akibat pandemi COVID-19 dan mendorong Jepang keluar dari jurang resesi.
Dikutip dari Reuters, Senin (16/11/2020) data Kantor Kabinet Jepang atau Cabinet Office menunjukkan ekspansi produk domestik bruto (PDB) naik rata-rata 18,9%. Angka itu menjadi kenaikan pertama selama 4 kuartal dan setelah penurunan 28,8% ada periode April-Juni.
Secara triwulanan, ekonomi tumbuh 5,0% lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 4,4%. Angka pertumbuhan ekonomi ini membuktikan Jepang mulai bangkit dari resesi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsumsi Jepang naik 4,7% pada Juli-September dari kuartal sebelumnya. Permintaan eksternal atau ekspor dikurangi impor menambahkan 2,9% ke pertumbuhan PDB. Pertumbuhan itu juga mendorong tingkat ekspor sebesar 7,0%.
Namun, tingkat belanja modal turun 3,4% menyusut dua kuartal berturut-turut. Hal ini menunjukkan pandemi COVID-19 masih membayangi ekonomi suatu negara.
Jepang telah mengumumkan dua paket stimulus senilai US$ 2,2 triliun. Bantuan ini diperuntukkan untuk rumah tangga dan pinjaman usaha kecil. Paket stimulus ini berdasarkan perintah dari Perdana Menteri Yoshihide Suga, yang mengingatkan pandemi COVID-19 masih akan memperburuk finansial masyarakatnya.
Meskipun ada beberapa tanda perbaikan dalam beberapa bulan terakhir, analis memperkirakan ekonomi Jepang akan menyusut 5,6% pada Maret 2021. Analis juga memperkirakan perlu waktu bertahun-tahun untuk kembali ke level sebelum COVID-19.