Neraca perdagangan Indonesia diramal atau diproyeksikan surplus hingga US$ 2 miliar lebih selama Oktober 2020. Jika benar begitu, maka neraca perdagangan Indonesia surplus selama enam bulan berturut-turut sejak Februari tahun ini.
VP Economist Bank Permata, Josua Pardede memproyeksikan neraca perdagangan Indonesia surplus sekitar US$ 2,55 miliar di Oktober 2020. Angka surplus ini lebih besar dari bulan sebelumnya.
"Neraca perdagangan bulan Oktober diperkirakan surplus US$ 2,55 miliar dari bulan sebelumnya yang tercatat surplus US$ 2,44 miliar," kata Josua saat dihubungi detikcom, Senin (16/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Josua menyebut kinerja impor dan ekspor secara tahunan di Oktober tahun ini masih mengalami penurunan. Hal itu disebabkan oleh pandemi COVID-19. Penurunan kinerja impor lebih dalam dibandingkan dengan ekspor.
"Peningkatan surplus perdagangan bulan Oktober dipengaruhi oleh laju tahunan impor yang terkontraksi lebih dalam dibandingkan laju tahunan ekspor," ujarnya.
Sementara peneliti ekonomi senior dari Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan Republik Indonesia, Eric Alexander Sugandi memproyeksikan neraca perdagangan Indonesia surplus sekitar US$ 2,2 miliar di Oktober 2020.
Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih besar dibandingkan impor yang masing-masing sebesar US$ 14,4 miliar dan US$ 12,2 miliar di Oktober 2020.
"Kenaikan ekspor terutama didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas ke negara-negara tujuan ekspor Indonesia, sementara kenaikan impor didorong oleh peningkatan permintaan impor bahan baku dan barang modal oleh industri-industri di dalam negeri berkaitan dengan peningkatan aktivitas produksi," kata Eric.
Untuk mengetahui secara pasti kinerja neraca perdagangan Indonesia selama bulan Oktober 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan secara resmi pada hari ini (16/11), pukul 11.00 WIB secara virtual di akun YouTube otoritas statistik nasional.