Jakarta -
Perusahaan pengapalan dan pengangkutan mengeluhkan adanya 'kekacauan' di Pelabuhan Felixstowe di Suffolk, Inggris. Kekacauan salah satu pelabuhan tersibuk di Inggris ini akan berpengaruh pada pengiriman barang-barang jelang Natal.
Satu kapal yang akan dibongkar di pelabuhan minggu lalu dialihkan ke Rotterdam karena penundaan yang tidak diterima.
Seperti diberitakan BBC, Senin (16/11/2020), pemiliknya yakni Hutchison Ports menyalahkan penimbunan sebelum Brexit dan pandemi. Manajer kargo Matt Hudson mengingatkan jika kekacauan berlanjut, kenaikan harga pengiriman akan diteruskan ke konsumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hudson, yang perusahaannya mendistribusikan barang yang diambil di pelabuhan mengatakan, peti kemas ditinggalkan di sisi dermaga karena perusahaan pengangkutan tidak dapat memesan slot untuk memasuki lokasi.
"Ini menunda pengiriman ke toko untuk dibeli konsumen. Toko-toko sedang berjuang saat ini karena dampak dari virus korona," katanya.
"Jika gerai ritel tidak dapat menjual apa yang sebenarnya sedang dalam perjalanan pada saat Natal, mereka berpotensi kehilangan lebih banyak uang daripada yang telah mereka lakukan tahun ini," sambungnya.
Salah satu masalahnya adalah pengiriman 11.000 kontainer APD yang dipesan oleh pemerintah yang membuat pelabuhan tersumbat.
Pekan lalu, perusahaan pelayaran Taiwan, Evergreen, mengarahkan salah satu kapalnya untuk melewati Felixstowe karena kemacetan pelabuhan yang serius. Kargo kapal dibongkar di Rotterdam dan diangkut kembali ke Inggris melalui Thamesport London.
Seorang juru bicara Evergreen mengatakan perusahaan telah diberitahu oleh pemilik Felixstowe bahwa slot berlabuh yakni tempat kargo dibongkar, tidak akan tersedia hingga 10 hari setelah jadwal kedatangan kapal. "Penundaan seperti itu sama sekali tidak bisa diterima," katanya.
Dalam sebuah pernyataan, Hutchison Ports UK menyatakan, ketidakseimbangan dagang dan penimbunan memperparah operasional.
"Ketidakseimbangan dalam perdagangan Inggris dan penimbunan Brexit memperburuk tantangan operasional saat ini dan kami bekerja dengan pelanggan dan pemangku kepentingan kami untuk melewati kemacetan saat ini," bunyi pernyataan Hutchison.
"Kinerja di pelabuhan tetap di bawah tekanan karena pandemi COVID, tingkat lalu lintas impor yang tinggi, sejumlah besar kontainer kosong, dan sejumlah besar kontainer tahan lama yang ditahan di pelabuhan," ujarnya.