Jakarta -
Setelah 8 tahun dibahas, akhirnya Indonesia bersama 14 negara lain di ASEAN dan negara mitra akhirnya menyepakati perjanjian dagang Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Perjanjian dagang 15 negara ini telah melewati jalan panjang sebelum akhirnya disepakati hari ini, 15 November 2020. Bahkan India yang awalnya bergabung mundur dari kesepakatan dagang.
Rupanya ada tangan dingin Presiden Joko Widodo (Jokowi) di balik rampungnya perjanjian dagang tersebut. Berikut fakta selengkapnya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pecahkan Pusat Masalah
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga membeberkan peran Presiden Joko Widodo (Jokowi) di balik golnya perjanjian dagang antarnegara ASEAN dan negara mitra lainnya.
"Saat menghadap Presiden, beliau mengetahui di titik-titik mana saja yang menjadi pusat masalah dari pending issues. Dengan begitu arahan beliau tepat sasaran. Saya yang diberi tugas untuk mengawal RCEP ini sangat berterima kasih atas pendampingan dan arahan presiden," kata dia melalui keterangan tertulis, Minggu (15/11/2020).
2. Daya Saing
Untuk memanfaatkan RCEP sesuai dengan tujuan pembentukannya, Jerry menilai kuncinya adalah terus meningkatkan daya saing, baik teknologi, sumber daya manusia, infrastruktur, institusi maupun regulasi. Hal itu untuk meningkatkan kualitas dan menekan harga barang dan jasa yang dihasilkan Indonesia sehingga bisa memenangkan pasar.
"Sesuai dengan visi dan arahan presiden, satu-satunya cara agar kita bisa terus mengambil manfaat dari semua perjanjian perdagangan adalah meningkatkan daya saing. Masyarakat dan seluruh pelaku usaha menjadi ujung tombak. Kami di pemerintahan akan mengawal dengan fasilitasi, regulasi dan menciptakan iklim usaha yang lebih baik lagi." tambah Jerry.
3. Diklaim Jadi 'Obat' Pandemi
Para pemimpin berharap kesepakatan ini akan membantu memacu pemulihan dari pandemi virus corona.
"Dalam keadaan global saat ini, fakta bahwa RCEP telah ditandatangani setelah delapan tahun negosiasi membawa secercah cahaya dan harapan di tengah awan," kata Perdana Menteri China Li Keqiang.
India juga menjadi bagian dari negosiasi, tetapi menarik diri tahun lalu karena kekhawatiran bahwa tarif yang lebih rendah dapat merugikan produsen lokal. Meski demikian, pintu tetap terbuka bagi India untuk bergabung di masa depan.
Anggota RCEP membentuk hampir sepertiga dari populasi dunia dan menyumbang 29% dari produk domestik bruto global. Blok perdagangan bebas baru akan lebih besar daripada Perjanjian AS-Meksiko-Kanada dan Uni Eropa.