Jakarta -
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS). Luhut pertama kali mengunjungi Washington DC, dan melakukan beberapa pertemuan di sana.
Salah satunya untuk bertemu CEO Conservation International M. Sanjayan. Dalam pertemuan dengan Sanjayan, Luhut membahas mengenai peluang co-funding bersama dengan mitra swasta untuk program konservasi dan restorasi untuk kredit karbon baik di kawasan pesisir dan darat.
Sanjayan menilai Brazil, Republik Demokratik Kongo, dan Indonesia merupakan negara kunci untuk program kredit karbon, hal itu karena aset hutan yang dimiliki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut juga bertemu dengan Managing Director IMF Kristalina Georgieva dan Presiden Bank Dunia David Malpass. Dengan dua tokoh itu, Luhut membahas mengenai penanganan pandemi COVID-19, pemulihan ekonomi nasional, dan upaya Indonesia untuk menjaga dan memperbaiki kondisi lingkungan hidupnya.
Kedua pejabat yang ditemui menyampaikan apresiasi atas langkah-langkah progresif yang telah dilakukan oleh Indonesia. Secara khusus IMF memuji Indonesia sebagai negara yang berhasil menerapkan disiplin fiskal yang baik, sehingga pada saat krisis bisa mengeluarkan stimulus tanpa meningkatkan beban hutang secara signifikan.
Sementara itu Presiden World Bank David Malpass menyampaikan bahwa dirinya senang bisa mendapatkan penjelasan mengenai UU Cipta Kerja, yang menurut dia akan memberikan manfaat yang besar bagi rakyat Indonesia.
"Saya sangat senang bisa mendiskusikan Omnibus Law tentang Penciptaan Kerja dengan Menteri Pandjaitan, implementasinya akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia," sebut David Malpass.
Luhut juga melakukan pertemuan dengan Kepala Kanror Perwakilan Urusan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer. Dia menyampaikan terima kasih atas kerjasama yang baik sehingga program fasilits dagang GSP Review dapat diselesaikan dengan baik.
Perpanjangan GSP itu memberikan peluang bagi lapangan kerja dan kesempatan bagi banyak sekali UKM di Indonesia.
Lighthizer menyampaikan dirinya senang atas kerjasama yang baik dalam proses negosiasi. Semula dirinya memperkirakan pencabutan GSP yang dilakukan kepada India dan Turki juga akan dilakukan kepada Indonesia. Tapi karena kerjasama yang baik, justru hal ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dia menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia akan selalu menjadi mitra strategis bagi AS dalam ekonomi maupun geopolitik sehingga dia berharap pembicaraan yang lebih luas dan strategis dapat dilakukan kemudian hari.
Luhut juga melakukan pertemuan dengan para tokoh dari Partai Republik dan Demokrat. Dia melakukan makan malam dengan para petinggi Republik dan Demokrat.
"Yang terakhir makan malam ini, bahwa yang hadir itu betul-betul mencerminkan kehadiran dari kedua partai, dan kita betul-betul berkawan" ujar Luhut.
"Pertemuan hari ini menurut saya luar biasa, karena tidak saya duga begitu baik respons dari pertemuan-pertemuan sepanjang hari ini, baik di World Bank, IMF, Asia Group, maupun tadi dengan USTR yang menjadi pokok kunjungan kita," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dirinya mengutus tim tingkat tinggi untuk bertemu dengan eksekutif dari pabrikan mobil listrik Amerika Serikat, Tesla. Tujuannya untuk mengukuhkan Indonesia sebagai produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia.
Pengiriman tim itu juga akan menjadi bagian dari promosi Indonesia tentang Undang-undang Cipta Kerja (omnibus law) yang menyederhanakan peraturan berbisnis di Indonesia. Tim itu dipimpin oleh Luhut.
"Minggu depan kami akan mengirimkan tim besar ke Amerika dan Jepang, untuk mempromosikan Omnibus," kata Jokowi mengungkapkan hal itu dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Jumat (13/11/2020).
Dalam keterangan dari Kemenkomarves, Luhut sendiri didampingi Wakil Menteri Luar Negeri, Wakil Menteri BUMN II, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, dan Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional.