Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam melakukan transformasi ekonomi di tengah pandemi COVID-19. Hal itu diungkapkannya saat menjadi pembicara di acara Bloomberg Economy Forum.
Dalam acara tersebut turut hadir juga Mantan Sekretaris Negara Amerika Serikat Hillary Clinton dan CEO Mastercard Ajay Banga. Sri Mulyani mengatakan, pandemi COVID-19 menjadi momentum pemerintah Indonesia untuk keluar dari status negara berpendapatan menengah.
"Pemerintah Indonesia masih terus melakukan reformasi yang ambisius. Salah satunya yang kita sebut dengan omnibus law tentang Cipta Kerja," katanya secara virtual, Jakarta, Rabu (18/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui UU Cipta Kerja, dia menceritakan pemerintah sudah melakukan simplifikasi khususnya bagi regulasi yang selama ini dianggap menghambat laju perekonomian Indonesia.
"Kita sebagai negara berpendapatan menengah, ingin berjuang lebih baik, tidak hanya pada saat krisis tetapi setelah krisis itu sebabnya pemerintah Indonesia mengesahkan UU Cipta Kerja," jelasnya.
Masih dengan UU Cipta Kerja, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menceritakan bahwa pemerintah ingin memberikan kemudahan-kemudahan salah satunya pada proses perizinan berusaha. Dengan kemudahan berusaha ini, diharapkan investasi baru banyak yang masuk ke tanah air.
"Ini sebenarnya untuk mempermudah regulasi, sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja, terutama bagi individu dan usaha kecil menengah, yang pada masa lalu mungkin mengalami begitu banyak regulasi yang tidak perlu," ungkapnya.
Baca juga: Sri Mulyani: APBN Kita Alami Syok |