Jelang pergantian tahun 2020-2021 mendatang, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan ketersediaan pangan khusus beras dalam kondisi aman dan terkendali. Bahkan, pasokan beras yang ada melimpah karena adanya musim panen raya beberapa waktu lalu.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan produksi beras dari Januari-November sudah mencapai 31 juta ton. Sementara konsumsi beras di tahun 2020 sebesar 20 juta ton. Dengan begitu, masih ada stok 7 juta ton yang cukup untuk konsumsi hingga awal tahun 2021.
"Stok beras awal kita mulai dari 5,9 juta ton dan kita sudah melakukan Musim Tanam 1 dan 2. Insyaallah beras kita akan aman," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (18/11/2020). Hal ini disampaikan pada Food Security Summit (JFSS) ke-5.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syahrul menuturkan saat ini pihaknya sedang fokus pada program percepatan Musim Tanam (MT) I yang berlangsung pada Oktober 2020 hingga Maret 2021, meski nantinya akan ada ancaman badai La Nina.
"Kita optimis akan ada 18,5 juta ton beras yang tersedia untuk Januari-Juni 2021 mendatang. Dengan adanya stok beras 18,5 juta ton ditambah overstock 7 juta ton, maka angka konsumsi kurang lebih diperkirakan sekitar 15 juta. Sehingga stok pada Juni 2021 masih tersedia 9 juta ton," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani mendorong adanya sinergitas antarlembaga dan kementerian lain yang lebih kuat, terutama dalam mewujudkan ketahanan pangan di masa pandemi dan pasca pandemi.
"Untuk mewujudkan dan menumbuhkan sektor pangan maka semua pemangku kepentingan harus mengembangkan strategi yang mantap dan mendorong kesepakatan bersama untuk memajukan sektor pertanian termasuk pada masa pascapandemi," pungkasnya.
(mul/ega)