Di pasar negara berkembang, tingkat utang naik hingga lebih dari 248% dari PDB, dengan Lebanon, China, Malaysia, dan Turki mengalami kenaikan terbesar dalam utang sektor non-keuangan.
Namun, pandemi virus Corona bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan besarnya utang global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Laju akumulasi utang global belum pernah terjadi sebelumnya sejak 2016, meningkat lebih dari US$ 52 triliun. Sementara sekitar US$ 15 triliun dari lonjakan ini telah dicatat pada tahun 2020 di tengah pandemi COVID-19," kata IIF.
"Penumpukan utang selama empat tahun terakhir telah jauh melampaui kenaikan US$ 6 triliun selama empat tahun sebelumnya," lanjutnya.
(zlf/zlf)